Daerah

Kampung Warna-Warni Malang Bikin Kecewa, Wali Kota Luncurkan Program Darurat

149
×

Kampung Warna-Warni Malang Bikin Kecewa, Wali Kota Luncurkan Program Darurat

Share this article
Kampung Warna-Warni Malang Bikin Kecewa, Wali Kota Luncurkan Program Darurat
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat mengunjungi Kampung Warna-Warni Jodipan.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Kampung Warna-Warni Jodipan yang dulu memikat mata dunia, kini justru jadi sumber kekecewaan. Sorotan tajam pun datang dari pengunjung dan warga, hingga memaksa Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, turun langsung ke lokasi.

Sebelumnya, warga luar kota yang datang ke Kampung Warna-Warni dengan ekspektasi tinggi. Sayangnya, saat ini ketika mereka berada di lokasi hanya untuk menemukan cat yang mengelupas, dinding kusam, dan suasana yang jauh dari postingan Instagram viral.

“Melihat Kampung Warna-Warni ini berbeda dengan di media. Kultur, suasananya, beda. Jadi mereka datang ke sini kecewa,” ujar Wahyu saat kunjungan ke Jodipan, Kamis (5/6/2025).

Wali Kota mengakui bahwa ketimpangan antara citra media dan realita lapangan telah membuat banyak wisatawan merasa tertipu. Dalam upaya penyelamatan citra kota, Pemkot Malang meluncurkan program darurat untuk menghidupkan kembali Kampung Warna-Warni.

Dibantu oleh TNI AU, relawan Paskhas, HIPOPRES, dan masyarakat, pemerintah mulai melakukan pengecatan ulang di sejumlah titik. Proyek ini disebut sebagai tahap pertama dari upaya ‘mengembalikan kampung viral’ yang mulai kehilangan pamornya.

Baca Juga :  Kota Batu Jadi Laboratorium Kepemimpinan Polri Masa Depan

“Kita akan selesaikan sebelum perplot dibuka. Sementara kita cat dulu, kita kembalikan warnanya seperti awal, supaya masyarakat luar kota yang datang ke sini tidak kecewa,” kata Wahyu.

“Bahkan spot-spot sulit seperti bawah jembatan dan tembok tinggi, nanti kita minta bantuan Paskhas yang sudah profesional,” sambungnya.

Wali Kota Wahyu menyebut pihaknya terbuka untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dalam program revitalisasi.

“Tapi sementara ini kita bergerak dulu dengan kekuatan yang ada. Jangan sampai mereka datang dan kecewa lagi,” ujarnya.

Namun, revitalisasi yang dijanjikan baru sebatas pemulihan visual. Infrastruktur dan fasilitas umum belum tersentuh. Ketua RW 02 Jodipan, Soni Parin, menyebut warga selama ini merawat kampung secara mandiri tanpa sokongan berarti.

“Perawatannya kami lakukan sendiri. Yang dijanjikan pemerintah sementara baru pengecatan saja. Padahal yang rusak banyak, fasilitas, saluran air, penerangan, juga tempat sampah,” katanya.

Baca Juga :  DPRD Kota Malang Tetapkan Nama-nama Calon Pimpinan Periode 2024-2029

Kampung Warna-Warni dulunya merupakan proyek kolaboratif antara akademisi dan swasta untuk mengangkat kawasan padat penduduk menjadi destinasi wisata.

Tiket masuk pun diberlakukan, Rp 5.000 untuk warga lokal, dan Rp 10.000 bagi wisatawan luar daerah. Tapi Ketua RW menyebut pendapatan itu belum cukup untuk menopang biaya operasional.

“Yang manfaat dari wisata itu tidak ada cukup. Tidak banyak. Harusnya kalau memang pemerintah ingin serius, jangan cuma cat doang,” keluh Soni.

Kondisi Kampung Warna-Warni mencerminkan paradoks proyek viral nasional tapi dengan perawatan lokal seadanya.

Di satu sisi, Pemkot ingin menjadikan kampung ini sebagai wajah kota, bahkan menjanjikan penataan menjelang event besar 2028. Tapi di sisi lain, janji konkret untuk kebutuhan dasar warga dan pengelolaan jangka panjang belum terdengar jelas.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *