Lewat DPR RI, Indonesia Desak PBB Akui Penuh Keanggotaan Palestina

0
BKSAP DPR RI saat menerima kunjungan kehormatan Komite PBB untuk Palestina. (foto: dok. DPR RI/ Jaka/vel)
Advertisement

Sudutkota.id- Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI menerima kunjungan kehormatan Komite PBB untuk Palestina, suatu Komite yang khusus menangani isu-isu Palestina pada Rabu (04/7) yang bertempat di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta.

Dalam pertemuan yang dipimpin Ketua BKSAP DPR RI, Fadli Zon mengungkapkan dengan adanya pertemuan ini, diharapkan DPR RI bisa membantu meyakinkan negara-negara anggota PBB untuk menerima Palestina sebagai anggota penuh majelis seluruh negara dunia itu.

“Jadi, masih terus dilakukan upaya lobi, termasuk diharapkan dari Parlemen Indonesia, untuk bicara ke beberapa Parlemen negara yang belum mengakui Palestina sebagai anggota penuh Dewan PBB,” terang fadly dalam keterangannya.

Komite yang datang langsung dari New York dan dipimpin oleh Permanent Representatives dari Senegal itupun sangat mengapresiasi Indonesia karena berpuluh tahun terus memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan kepada Palestina.

“Mereka menyampaikan penghargaan terhadap Indonesia, yang selama ini mempunyai komitmen yang sangat tinggi memperjuangkan Palestina merdeka, dari mulai pemerintah, parlemen dan juga dari masyarakatnya,” sambungnya.

Politisi Fraksi Partai Gerindra ini optimistis Palestina memperoleh keanggotaan penuh, karena sejauh ini terdapat 149 negara yang mengakui keanggotan penuh Palestina di PBB.

“Apalagi dalam beberapa waktu belakangan, negara Amerika Latin, seperti Panama, dan beberapa negara lain di Eropa, seperti Norwegia, Spanyol, dan Irlandia sudah mendukung Palestina dan mengakuinya sebagai anggota penuh PBB,” bebernya.

Dukungan tiada henti juga di dapat dari berbagai pihak untuk Palestina agar mampu bertahan di tengah gempuran Agresi Militer Israel di Gaza.

“Termasuk nanti ketika perang berakhir, sekarang tentu konsentrasinya adalah bagaimana mengakhiri perang, dan setelah itu akan ada rehabilitasi, kemudian rekonstruksi, dan lain-lain,” sebut Fadli.

Ia menerangkan saat ini sudah ada resolusi PBB yang dibuat untuk menghentikan perang, yakni gencatan senjata secara permanen, dan Israel harus keluar dari wilayah yang mereka duduki sekarang.

“Tetapi sampai sekarang ini, pihak Israel sendiri belum mematuhi apa yang sudah menjadi resolusi PBB itu. Hal ini yang harus ada tekanan kesemua negara, termasuk negara-negara yang ada di Asia Tenggara, di Asia, dan di seluruh dunia,” pungkasnya. (Ka)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here