Sudutkota.id- Penantian selama 11 tahun puasa gelar bagi tim nasional Indonesia untuk kelompok umur 19 tahun berakhir sudah. Tahun ini, mereka sukses merebut titel juara di ajang ASEAN U-19 Boys Championship 2024, usai menumbangkan Thailand pada laga final, dengan skor tipis 1-0 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Senin malam (29/7).
Satu-satunya gol dari skuad Garuda muda tersebut dicetak oleh pemain naturalisasi, Jens Raven pada menit ke-18.
Jens Raven mengaku merasakan perasaan yang sangat luar biasa bisa mencetak gol di final, di tengah stadion yang ramai oleh fans ini.
“Bisa tampil di turnamen ini dengan baik, lalu menjadi juara, sungguh momen yang sangat emosional bagi saya. Ini adalah turnamen resmi pertama saya bersama Indonesia,” ungkapnya dalam konferensi pers usai laga.
Saat itu Jens berhasil menjaringkan bola, usai mendapatkan umpan dari Kafiatur di tendangan sudut, yang sebelumnya juga mengenai kepala dari Kadek Arel.
Kemenangan dan perjalanan tim besutan Indra Sjafri itu pada turnamen ini cukup baik. Menyapu bersih kemenangan di fase grup, menang melawan Filipina 6-0, 2-0 saat jumpa Kamboja, dan 6-2 di laga terakhir grup A melawan Timor Leste. Di semifinal, Indonesia juga mencetak skor identik saat bertemu Malaysia.
Selain menjadi juara, gelar lain diraih oleh tim ini. Yakni, gelar kiper terbaik sepanjang kejuaraan ini berlangsung, yang diraih oleh Ikram Algiffari. Kemudian pemain terbaik yang disabet oleh Dony Tri Pamungkas.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyatakan sikap optimistisnya akan keberadaan pelapis timnas yang kuat di masa depan.
“Alhamdulillah, setelah terakhir juara tahun 2013, atau 11 tahun yang lalu, timnas muda yang terdiri dari pemain pelapis, tak hanya punya skill bagus, tapi juga memiliki mental juara. Jadi, luar biasa. Dan saya senang kemarin U-16 kita di ASEAN juga mestinya bisa. Paling tidak U16 bisa final cuma belum, sekarang U19-nya juara,” ujarnya.
Erick juga menambahkan, dengan komposisi timnas U19 yang didominasi para pemain dari klub-klub di Liga 1 menunjukkan bahwa Indonesia dibekali bibit-bibit muda potensial.
“Jadi kita kembali, paling tidak kita punya talenta-talenta yang bisa memperkuat kehidupan tim nasional kita. Karena pasti kan tim nasional pun ada yang nanti umurnya lebih tua lagi dan lain-lain. Mudah-mudahan sebagai bagian bagaimana sepak bola itu memang harus dibangun dari bawah, tidak hanya dari atas,” pungkasnya. (Ama)