Sudutkota.id – Gempa bumi masih terus mengguncang Tuban, Jawa Timur. Berdasarkan update terkini yang unggah di aku X resmi milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa masih mengguncang timur laut Tuban, dengan magnitudo 3.7 pada 23 Maret 2024, pukul 01:58:57 WIB, dengan lokasi 5.72 LS, 112.42 BT (137 km Timur Laut Tuban, Jatim), dengan kedalaman 10 Km.
Sebelumnya, pada 23 Maret pukul 01:46:09 WIB, dengan magnitudo 3.3. Sedangak pada pukul 00:44 WIB sebesar 3.3, pukul 00:25:44 WIB berkekuatan 3,7 dan pada pukul 00:12:06 WIB sebesar 3.3.
Sementara, BPBD Jawa Timur terus melakukan pendataan atas kerusakan yang ditimbulkan dari gempa bermagnitudo 6,5 yang berpusat di wilayah Tuban.
Hingga Jumat malam, BPBD Jawa Timur telah menerima laporan kerusakan sebanyak 14 bangunan di wilayah Kabupaten Tuban, Gresik dan Kota Surabaya.
Dari jumlah tersebut, 3 di antaranya adalah bangunan rumah sakit.
Diketahui, gempa dengan magnitudo 6,5 terjadi di Tuban, Jawa Timur. Gempa tak berpotensi menimbulkan tsunami.
Dilihat dari akun X resmi BMKG, gempa susulan terjadi pukul 15.52 WIB, Jumat (22/3/2024).
Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer. Lokasi pusat gempa berada di koordinat 5,76 LS-112,33 BT atau 130 kilometer arah timur laut dari Tuban.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, Jawa Timur menyebut 78 gempa susulan pascagempa yang terjadi di 130 kilometer timur laut kabupaten setempat, Jumat.
“Sampai saat ini masih ada gempa susulan dan tercatat 78 kali gempa susulan sampai jam 19:42 WIB,” kata Kepala BMKG Tuban Zem Irianto Padama.
Zem menyebut ada sebanyak tiga kali gempa yang dirasakan oleh masyarakat dan mengakibatkan rusaknya rumah. Pertama gempa utama berkekuatan magnitudo 6.0 dan gempa susulan ke-6 yang berkekuatan magnitudo 5.3. Lalu, gempa susulan yang ke-22 dengan magnitudo 6.5.
Sementara itu, Pusdalops BPBD Kabupaten Tuban menyebutkan gempa mengakibatkan kerusakan bangunan enam rumah warga rusak sedang yakni di Desa Glagahsari, Kecamatan Soko. Bangunan rumah roboh milik Sulaimi, serta sebuah Desa Sidokumpul, Kecamatan Bangilan yang dua tahun ditinggal pindah pemiliknya.
Selanjutnya rumah milik Dartuk di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, rumah milik Winarlin di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, rumah milik Darmuji di Desa Boncong, Kecamatan Bancar dan rumah milik Ratmin di Desa Lajolor, Kecamatan Singgahan.
Selain itu, gempa juga mengakibatkan Klenteng Kwan Sing Bio Tuban beberapa genteng dan atap rusak dan beberapa rumah sakit di Tuban melakukan protokol evakuasi.
Menurut keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), guncangan gempa dirasakan sedang di Kabupaten Tuban dengan durasi lebih kurang 15 detik. “Selain di Tuban, guncangan juga dirasakan di daerah lain, seperti Kabupaten Rembang dengan durasi sekira 5 hingga 20 detik,” BNPB dalam keterangan tertulis seperti yang diterima media ini.
Gempa tersebut turut membuat masyarakat sempat panik dan melakukan evakuasi mandiri keluar rumah. Di laporkan juga sebagian besar pasien di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban harus dievakuasi ke halaman rumah sakit sebagia bentuk kesiapsiagaan.
Berdasarkan analisis dari BMKG, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di laut Jawa.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip). Gempa ini juga diikuti oleh gempa susulan sebanyak 16 kali dengan kekuatan guncangan fluktuatif mulai 4,4 SR hingga 3,5 SR.
Pasca gempa terjadi, BPBD Kabupaten Tuban melaporkan satu unit rumah mengalami kerusakan di area dapur serta merobohkan satu unit bangunan balai desa. Di tempat lain, gempa yang juga mengguncang Gresik, menyebabkan rusaknya 1 unit masjid Rumah Sakit di Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik.
Hingga siaran pers ini dirilis, tidak ada korban jiwa pasca kejadian ini, kendati demikian BPBD Tuban, Rembang dan Gresik terus melakukan monitoring dan pendataan dampak gempa yang terjadi guna memastikan kondisi dan penanganan lebih lanjut.
BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa dan dan pantau informasi terkini dari instansi berwenang seperti BNPB, BMKG, serta pemerintah daerah setempat untuk menghindari misinformasi. (mm)