Sudutkota.id- Kelima warga negara Thailand yang ditahan oleh Hamas selama lebih dari satu tahun akhirnya kembali ke Thailand, menimbulkan momen yang menyentuh di Bandara Suvarnabhumi Bangkok pada hari Minggu (09/2).
Mereka disambut dengan pelukan haru oleh keluarga mereka, mengenakan jaket musim dingin saat mereka akhirnya bisa berdiri di tanah air mereka lagi.
“Kami semua sangat tersentuh bisa kembali ke tempat kelahiran kami, dan bisa berdiri di sini. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi, kami semua benar-benar bersyukur,” ungkap Pongsak Thaenna, salah satu dari sandera yang pulang seperti dikutip dari Reuters.
Menurut otoritas Israel, serangan pada Oktober 2023 oleh militan Hamas mengakibatkan penculikan minimal 240 orang, termasuk warga Israel dan orang asing. Dalam serangan tersebut, 41 warga Thailand tewas dan 30 buruh Thailand diculik. Tahun itu, kelompok pertama dari sandera Thailand berhasil dikembalikan.
Maris Sangiampongsa, Menteri Luar Negeri Thailand yang mengawal kepulangan para sandera dari Israel, menyatakan kelegaan atas kepulangan mereka.
“Ini sungguh mengharukan, bisa kembali ke pelukan keluarga mereka,”Kami tidak pernah menyerah dan inilah hasilnya,” ungkapnya terharu.
Sebelum konflik tersebut, sekitar 30.000 buruh Thailand bekerja di sektor pertanian Israel, membentuk salah satu kelompok migran terbesar di negara tersebut. Hampir 9.000 warga Thailand dipulangkan setelah serangan itu.
Kebanyakan pekerja migran tersebut berasal dari wilayah timur laut Thailand, daerah yang dihuni oleh desa-desa dan masyarakat petani yang termasuk dalam golongan yang paling miskin di Thailand.
Kementerian Luar Negeri Thailand masih memperkirakan bahwa seorang warga negara Thailand masih ditawan oleh Hamas.
“Kami terus berharap dan berusaha agar mereka juga bisa pulang, dan itu juga termasuk jenazah dua warga negara Thailand yang telah meninggal,” pungkas Maris. (Ka)