Sudutkota.id – Kota Malang semakin mengukuhkan diri sebagai pusat ekonomi kreatif di Indonesia. Hal itu ditegaskan Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, saat menghadiri pembukaan International Conference Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025) di Malang Creative Center (MCC), Sabtu (8/11/2025).
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya, tersebut, Ali menyampaikan komitmen kuat Pemerintah Kota Malang untuk menjadikan MCC sebagai “rumah besar” bagi para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) dari seluruh Indonesia.
“Kami ingin Kota Malang menjadi rumah bersama bagi semua anak bangsa yang bergerak di bidang ekonomi kreatif. MCC ini adalah simbol kolaborasi dan ruang terbuka bagi setiap ide dan inovasi,” ujar Ali Muthohirin saat memberikan sambutan.
Menurutnya, MCC bukan sekadar gedung megah, tetapi pusat pergerakan kreatif yang menumbuhkan banyak kolaborasi lintas sektor. Di tempat inilah ide-ide baru lahir dan menggerakkan ekonomi lokal, sekaligus membuka peluang bagi pelaku usaha kreatif untuk berkembang.
Ali memaparkan, geliat ekonomi kreatif di Kota Malang terus meningkat secara signifikan sejak keberadaan MCC.
Data mencatat, dari tahun 2023 hingga 2025, sebanyak 13.958 event telah diselenggarakan di gedung ini.
“Kegiatan itu melibatkan 216 kolaborator, 2.867 pelaku ekraf, dan memberikan manfaat langsung kepada lebih dari 708 ribu masyarakat. Ini angka yang sangat luar biasa,” ungkapnya.
Angka-angka tersebut, kata Ali, menunjukkan bahwa MCC telah berperan sebagai ekosistem produktif yang hidup dan dinamis.
Bukan hanya bagi warga Malang, tetapi juga menjadi wadah bagi komunitas kreatif dari berbagai kota lain di Indonesia.
“Dari MCC inilah, banyak karya dan produk kreatif lahir. Mulai dari seni pertunjukan, desain, media digital, hingga kuliner dan kriya lokal. Semuanya tumbuh dalam semangat kolaborasi,” tambahnya.
Wawali yang akrab disapa Gus Ali itu juga mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian terbaru Kota Malang yang kini resmi menjadi bagian dari Jejaring Kota Kreatif UNESCO di bidang Media Arts.
Menurutnya, prestasi itu menjadi bukti nyata bahwa Kota Malang memiliki potensi besar dalam dunia kreatif, terutama di bidang seni media, animasi, dan digital art.
“Alhamdulillah, pada akhir Oktober lalu Kota Malang resmi ditetapkan sebagai bagian dari Kota Kreatif UNESCO. Ini bukan pencapaian biasa, tapi hasil kerja panjang dan komitmen banyak pihak yang ingin melihat Malang naik kelas di kancah dunia,” ujarnya dengan bangga.
Predikat tersebut, lanjutnya, akan menjadi energi baru bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Ia berharap, ke depan, Malang bisa menjadi kota rujukan nasional dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya dan teknologi.
“Kita punya visi besar: Malang Mbois dan Berkelas. Dan MCC adalah jantung dari cita-cita itu — ruang yang mempersatukan kreativitas, teknologi, dan kearifan lokal,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ali juga menyoroti peran penting sektor ekonomi kreatif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Menurutnya, ekonomi kreatif bukan sekadar sektor pelengkap, melainkan penggerak utama dalam menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja, dan menumbuhkan ekonomi lokal secara berkelanjutan.
“Kita tidak bisa lagi hanya bergantung pada industri konvensional. Ekonomi kreatif adalah masa depan. Di Kota Malang, ekraf bukan sekadar program, tapi sudah menjadi nafas utama pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Ali menegaskan, Pemkot Malang akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai komunitas, pelaku usaha, hingga pemerintah pusat untuk memastikan MCC tetap menjadi wadah inklusif yang menampung seluruh potensi kreatif masyarakat.
“Kami ingin semua pelaku kreatif merasa memiliki MCC. Dari sini, semangat kolaborasi tumbuh, ekonomi bergerak, dan karya anak bangsa diakui dunia,” tutupnya.




















