Daerah

MAPEC Dorong Kebangkitan Kambing PE Kaligesing di Malang, Peternak Butuh Perhatian dari Pemerintah

45
×

MAPEC Dorong Kebangkitan Kambing PE Kaligesing di Malang, Peternak Butuh Perhatian dari Pemerintah

Share this article
Komunitas MAPEC (Malang Peranakan Etawa Community) kembali menghidupkan geliat peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) Kaligesing di Malang Raya melalui gelaran latihan bersama dan bursa lelang di Stadion Gunung Kembar, Turen, Kabupaten Malang pada Minggu (16/11) lalu.
Komunitas MAPEC saat menggelar kontes dan bursa lelang di Stadion Gunung Kembar, Turen, Malang.

Sudutkota.id– Komunitas MAPEC (Malang Peranakan Etawa Community) kembali menghidupkan geliat peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) Kaligesing di Malang Raya melalui gelaran latihan bersama dan bursa lelang di Stadion Gunung Kembar, Turen, Kabupaten Malang pada Minggu (16/11) lalu.

Kegiatan tersebut berhasil menarik minat puluhan peternak yang membawa sekitar 60 ekor kambing PE untuk berkompetisi dalam empat kelas penilaian, mulai dari kelas E hingga kelas D, baik jantan maupun betina.

“Allhamdulillah ada 60 lebih peserta yang hadir. Mereka semua berasal dari Malang Raya,” terang Ketua Panitia Latber MAPEC, Hamzah, pada Selasa (18/11/2025).

Komunitas MAPEC (Malang Peranakan Etawa Community) kembali menghidupkan geliat peternakan kambing Peranakan Etawa (PE) Kaligesing di Malang Raya melalui gelaran latihan bersama dan bursa lelang di Stadion Gunung Kembar, Turen, Kabupaten Malang pada Minggu (16/11) lalu.
Suasana kontes dan bursa lelang yang digelar MAPEC di Stadion Gunung Kembar, Turen, Malang.

Sementara itu, Ketua MAPEC, Ugik Harianto menyebut populasi dan minat terhadap kambing PE Kaligesing di Malang Raya sebenarnya cukup besar. Ia menjelaskan bahwa seni dalam beternak PE membutuhkan ketelatenan ekstra untuk menghasilkan kambing berkualitas yang mampu bersaing di kontes tingkat lokal hingga nasional.

“Jumlahnya sangat banyak. Kambing PE itu memiliki seni tersendiri. Banyak yang suka meski butuh perawatan ekstra untuk hasil maksimal,” terang Ugik yang sekaligus menjadi pemilik Berkah Sepanjang Farm, Gondanglegi.

Menurutnya, nilai ekonomi kambing PE tidak bisa dianggap remeh. Seekor anakan berusia 2–3 bulan dari kelas terendah saja dapat mencapai Rp20 juta hingga Rp25 juta. Harga akan melonjak tajam jika kambing tersebut berhasil mencetak prestasi dalam kontes.

“Kalau masuk juara 1, 2, atau 3, harganya bisa jauh lebih mahal. Untuk kelas E saja Rp25 juta. Ada punya teman-teman yang kelas B atau A harganya sampai ratusan juta,” sambungnya.

Besarnya nilai jual kambing PE membuat peternakan jenis ini menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, asal dikelola secara serius dan profesional. Karena itu, sinergi dengan berbagai pihak dianggap sangat penting untuk menjaga keberlanjutan usaha para peternak.

Di sisi lain, Korwil MAPEC Kota Malang, Lucky Aditya, menegaskan bahwa peternak PE Kaligesing membutuhkan pendampingan dari stakeholder, terutama terkait perawatan, kesehatan kambing, pelatihan, hingga akses permodalan.

“Para peternak PE Kaligesing sudah membuktikan bahwa kambing juga bisa mahal. Peternaknya harus dikuatkan. Sudah saatnya mereka diberi pendampingan, pelatihan digital marketing untuk pemasaran, bahkan jika memungkinkan diberi akses permodalan,” ungkapnya.

Lucky menambahkan bahwa keberhasilan peternak Malang dalam kontes tingkat nasional turut membawa nama baik daerah.

“Karena itu, sudah waktunya pemerintah daerah memberikan dukungan lebih serius bagi sektor peternakan kambing seni yang terbukti memiliki potensi ekonomi bernilai tinggi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *