Daerah

Jembatan Bailey Sonokembang Mulai Dirakit, Akses Sementara Ditutup

49
×

Jembatan Bailey Sonokembang Mulai Dirakit, Akses Sementara Ditutup

Share this article
Jembatan Bailey Sonokembang Mulai Dirakit, Akses Sementara Ditutup
MERAKIT: Sejumlah pekerja mulai merakit rangka baja jembatan Bailey di kawasan Sonokembang, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Minggu (9/11/2025).(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Proses pemasangan jembatan darurat jenis Bailey di kawasan selatan Jembatan Sonokembang, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dimulai pada Minggu (9/11/2025) siang. Alat berat jenis ekskavator terlihat bekerja di lokasi, meratakan tanah dan menyiapkan pondasi awal sebelum perakitan rangka baja jembatan dimulai.

Jembatan Bailey dengan panjang 30 meter dan lebar 6 meter ini dirancang sebagai solusi sementara setelah jembatan lama ambrol beberapa waktu lalu akibat hujan deras dan tingginya debit air sungai. Proyek ini dikerjakan oleh tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPR-PKP) Kota Malang.

Kepala DPUPR-PKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, menjelaskan bahwa perakitan jembatan Bailey akan berlangsung selama sekitar dua minggu ke depan.

“Komponen jembatan Bailey sudah datang dari Surabaya, pada Sabtu (8/11/2025) dini hari. Hari ini kami mulai proses perakitan struktur utama di lapangan,” ujarnya kepada sudutkota.id.

Menurut Dandung, selama proses pekerjaan berlangsung, jembatan bambu hasil swadaya warga yang sebelumnya dijadikan jalur alternatif akan ditutup total demi keamanan pekerja dan pengguna jalan.

“Selama dua minggu ke depan, jembatan bambu tidak bisa digunakan warga karena akan mengganggu aktivitas perakitan. Begitu jembatan Bailey selesai dan bisa diakses kendaraan, jembatan bambu akan segera kami bongkar,” jelasnya.

Ia menambahkan, jembatan Bailey dipilih karena memiliki sistem konstruksi modular berbahan baja yang kuat, stabil, dan dapat dibongkar pasang. Jembatan ini sangat ideal digunakan sebagai jembatan sementara di atas bentang sungai yang cukup lebar.

“Pemasangan Bailey ini merupakan solusi cepat agar mobilitas masyarakat tetap lancar. Pembangunan jembatan permanen butuh waktu karena menunggu proses anggaran. Jadi, selama masa transisi ini, jembatan Bailey menjadi sarana vital penghubung antarwilayah,” tegasnya.

Untuk mendukung pemasangan jembatan tersebut, DPUPR-PKP Kota Malang menyiapkan anggaran insidental sekitar Rp350 juta. Anggaran ini mencakup pekerjaan pondasi, perakitan struktur baja, serta pembongkaran sisa jembatan lama yang rusak.

“Awalnya kami berencana menggunakan dana BTT (Belanja Tak Terduga), tetapi karena kondisi wilayah tidak terisolasi total, klausul kedaruratan tidak terpenuhi. Oleh karena itu, digunakan dana insidental dari anggaran dinas,” terang Dandung.

Selain itu, Dandung juga membeberkan rencana pembangunan jembatan permanen Sonokembang yang sudah masuk dalam daftar prioritas APBD 2026. Proyek tersebut direncanakan menelan anggaran sekitar Rp5,3 Miliar dengan desain baru yang lebih kuat dan aman.

“Jembatan permanen akan dibangun total, bukan perbaikan. Lebarnya kami tingkatkan dari 5,5 meter menjadi 7,5 meter agar bisa dilalui dua arah kendaraan roda empat, serta akan dilengkapi trotoar di kedua sisi untuk pejalan kaki,” paparnya.

Pihaknya berharap, selama proses perakitan jembatan Bailey, masyarakat dapat bersabar dan mematuhi rambu pembatasan akses yang dipasang petugas di sekitar lokasi pekerjaan.

“Kami mohon dukungan dan pengertian masyarakat. Setelah jembatan Bailey ini berfungsi, warga tidak perlu lagi menyeberang lewat jembatan bambu yang rawan dan berisiko,” pungkas Dandung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *