Sudutkota.id – Pertemuan penuh haru mewarnai lobi Polres Malang pada Senin (1/9/2025). Sebanyak 13 terduga pelaku perusakan pos polisi dan polsek akhirnya dipertemukan dengan orang tua mereka. Meski demikian, proses hukumnya masih terus berlanjut.
“Momen ini kami fasilitasi agar orang tua bisa langsung mengingatkan anak-anak mereka,” ujar Kasatreskrim Polres Malang, AKP Muchammad Nur.
Tangisan pecah ketika para orang tua menatap wajah anak-anak mereka yang kini harus berhadapan dengan proses hukum. Beberapa bahkan tak kuasa menahan air mata, menyadari tindakan anarkis itu berdampak luas.
“Kami ingin semua pihak belajar bahwa perusakan bukan hanya merugikan negara, tetapi juga melukai rasa aman masyarakat,” kata Nur.
Menurutnya, pertemuan tersebut bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari pembinaan yang menyentuh hati. Polisi berharap ikatan emosional antara orang tua dan anak bisa menjadi rem moral agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami ingin membangun kesadaran bersama bahwa menjaga kondusifitas jauh lebih penting,” ungkapnya.
Selain itu, polisi menegaskan bahwa proses hukum tetap berjalan meski ada ruang pertemuan keluarga. Anak-anak yang masih di bawah umur akan tetap menjalani pemeriksaan sesuai aturan yang berlaku.
“Pertemuan ini hanya bagian dari pendekatan humanis, bukan berarti proses hukum dihentikan,” jelas Nur.
Ia juga menyampaikan bahwa masih ada terduga pelaku lain yang tengah dicari. Dari hasil penyelidikan, aksi perusakan dilakukan di empat titik berbeda di wilayah Kabupaten Malang.
“Kami terus mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap semua yang terlibat,” ucapnya.
Meski begitu, pihaknya memastikan penanganan kasus tidak dilakukan secara represif. Polisi tetap mengedepankan sisi kemanusiaan tanpa mengabaikan prosedur hukum.
“Kami ingin menunjukkan bahwa penegakan hukum bisa dilakukan secara proporsional dan humanis,” tutur Nur.
Di akhir pertemuan, baik anak maupun orang tua bersepakat untuk tidak mengulangi perbuatan serupa. Mereka berkomitmen menjaga ketertiban bersama di Kabupaten Malang.
“Ini adalah bagian dari proses pembelajaran yang semoga menjadi titik balik bagi mereka,” pungkas Nur.