Ekonomi Bisnis

Dari Warung Kopi Hingga Layanan Bekam: Kisah Perjalanan Abi Bangun Usaha Sejak 2004

152
×

Dari Warung Kopi Hingga Layanan Bekam: Kisah Perjalanan Abi Bangun Usaha Sejak 2004

Share this article
Dari Warung Kopi Hingga Layanan Bekam: Kisah Perjalanan Abi Bangun Usaha Sejak 2004
Abi, pemilik warung kopi sekaligus penyedia layanan bekam, terus berinovasi agar usahanya tetap bertahan sejak 2004.(foto:sudutkota.id/ris)

Sudutkota.id – Sejak tahun 2004, Abi sudah memulai langkahnya di dunia usaha. Saat itu, ia bersama beberapa rekan termasuk Dewi, mencoba bertahan dengan membuka warung sederhana yang melayani kebutuhan masyarakat sekitar.

“Saya masih ingat betul awal-awalnya, penuh tantangan, tapi semangat untuk maju membuat saya terus bertahan,” ujar Abi, Jumat (26/9/2025).

Tidak hanya sekadar warung kopi, usaha kecil itu menjadi tempat berkumpul warga. Menu sederhana seperti gorengan, kopi, hingga minuman bersoda dengan harga terjangkau membuat orang kampung merasa memiliki tempat untuk beristirahat.

“Dulu kopi saya jual Rp5.000 saja, soda gembira Rp10.000, pokoknya yang penting orang bisa duduk bareng,” kata Abi.

Namun perjalanan tidak selalu mulus. Saat pandemi COVID-19 melanda, usahanya juga terdampak. Banyak pelanggan yang takut keluar rumah, bahkan sempat ada hari-hari di mana warung nyaris kosong.

“COVID itu pengaruhnya besar sekali, hampir bikin usaha saya berhenti, tapi saya terus berdoa dan berusaha,” ungkap Abi.

Untuk bangkit, Abi kemudian mencari cara baru agar pelanggan tetap datang. Salah satunya dengan menghadirkan layanan bekam di tempat usahanya. Ia bekerja sama dengan terapis yang sudah berpengalaman, sekaligus memberikan penawaran menarik.

“Saya bikin voucher bekam, misalnya beli tiga kali dapat gratis minuman, biar orang merasa untung,” jelas Abi.

Tak hanya itu, Abi juga membangun komunitas kecil dari para pelanggan tetap. Ia sering berbincang santai dengan mereka, mendengarkan cerita, bahkan menjadi teman curhat. Warung kecil itu pun berubah fungsi, bukan sekadar tempat makan dan minum, tetapi juga ruang interaksi sosial.

“Di sini orang bukan hanya beli kopi, tapi juga dapat teman ngobrol,” tutur Abi.

Abi juga tidak menutup mata dengan perkembangan zaman. Ia mulai berpikir untuk menggabungkan konsep tradisional dan modern agar warungnya tetap relevan. Bahkan, ia menyebutkan rencananya untuk menambah variasi layanan kesehatan dan kenyamanan pengunjung.

“Sekarang orang cari tempat bukan hanya untuk makan, tapi juga butuh pengalaman baru,” ucap Abi.

Perjalanan panjang sejak 2004 itu menjadi bukti keteguhan hati seorang Abi dalam menjaga usahanya. Dari kopi panas di pagi hari hingga layanan bekam yang menyehatkan, semua lahir dari ketekunan.

“Bagi saya, usaha ini bukan sekadar cari uang, tapi menjaga silaturahmi dengan masyarakat sekitar,” pungkas Abi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *