Gus Sholah Sang Penari Kanvas, Menyulap Huruf Arab Jadi Zikir Visual

0
(foto:dok.kiaf)
Advertisement

Sudutkota.id – Di balik kesederhanaan Pesantren Mangir, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, tersembunyi seorang seniman kaligrafi yang mampu menyihir mata dengan goresan kuasnya. Adalah Gus Sholah atau Sholahuddin Achmad, santri yang tidak hanya piawai menulis huruf Arab, tetapi juga hebat mendalami makna Al-Qur’an.

Gus Sholah adalah putra dari pasangan KH Ma’sum Achmad Hasyim dan Nyai Hj Istiqomah, pengasuh Pesantren Mangir, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

Dari tujuh bersaudara, Gus Sholah memiliki daya imajinasi yang unik. Lingkungan keluarganya yang kaya akan kitab-kitab klasik menjadi pupuk bagi kreativitasnya.

Sebagai alumni Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PIQ) Singosari asuhan KH M Bashori Alwi Murtadlo, Gus Sholah tidak hanya piawai menulis huruf Arab, tetapi juga mendalami makna Al-Qur’an.

Kisah perjalanan seni Gus Sholah dimulai dengan lukisan wajah sang ayah, KH Ma’sum Achmad Hasyim. Ini sebagai ungkapan rasa cinta kepada ayahandanya. Kemudian, kaligrafi menjadi pilihan karya keduanya.

Karya kaligrafi surat Al-Ikhlas di atas hardboard dan pelamir tembok menjadi karya yang paling berkesan. Karena waktu itu mendapat apresiasi dari H Samanhudi, pemilik PR INSAN (sekarang PR Gajah Baru). Dari sinilah karya-karyanya terus berkembang.

Dalam karyanya, Gus Sholah mengusung konsep Islamic Art Fusion. Perpaduan antara kaligrafi klasik dan lukisan modern. Sebab baginya, seni adalah dakwah, jembatan antara nilai-nilai Islam dan generasi muda.

Menurut dia, kaligrafi adalah ruh, dan lukisan adalah jasad. Seni adalah bahasa jiwa, cara ia berkomunikasi dengan dunia dan Sang Pencipta.

“Kaligrafi bukan sekadar tulisan indah, melainkan juga zikir, doa, dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,” ujarnya.

Dalam perjalanan kehidupan seninya, Gus Sholah saat ini juga dapuk sebagai mentor di Kepanjen Islamic Art Fusion (KIAF). Yang merupakan program dari GreenArt Community.

Gus Sholah memiliki harapan besar untuk event-event KIAF di masa depan. Ia berharap, melalui program workshop dan pameran, KIAF dapat menjadi wadah bagi seniman muda Kepanjen untuk mengembangkan potensi mereka.

“Saya berharap, KIAF dapat terus berkembang dan menjadi pusat seni Islam yang diakui secara nasional. Melalui event-event KIAF, saya ingin melihat seniman muda Kepanjen berani berkarya, berinovasi, dan mengangkat seni kaligrafi dan seni rupa daerah ke level yang lebih tinggi,” ungkap Gus Sholah.

Di bagian lain, Fafas, salah seorang seniman asal Kepanjen, Kabupaten Malang mengatakan, Gus Sholah adalah sosok yang sangat menginspirasi. Tidak hanya piawai dalam berkarya, tetapi juga memiliki hati yang tulus untuk berbagi ilmu.

“Karya-karyanya selalu memiliki makna yang mendalam, dan mampu menyentuh hati para penikmatnya,” ujar Fafas.(SW)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here