Sudutkota.id : Di tengah persaingan panas antar daerah dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur (Porprov Jatim IX), tim basket Kota Malang memilih merendah untuk melonjak.
Di balik atmosfer kompetisi yang makin sengit, para atlet Kota Apel diam-diam mematangkan strategi. Targetnya tidak main-main, minimal dua medali emas.
Pelatih Tim Basket Kota Malang, Sugiyarto Cahyadi, menegaskan bahwa persiapan sudah berlangsung sejak akhir 2024 lalu.
“Sebetulnya mulai Desember, tapi efektif kami push sejak awal tahun ini. Latihan kami tambah intensitasnya, dari tiga kali seminggu menjadi empat kali. Bahkan kadang lebih, tergantung kebutuhan,” ujarnya saat ditemui di sela pemberangkatan Tim Basket Kota Malang.
Sugiyarto menjelaskan, bahwa skuad tahun ini diisi para wajah baru. Hal ini terjadi karena adanya perubahan kelompok umur yang membuat sebagian atlet tahun lalu tidak lagi memenuhi syarat.
“Tahun ini fresh semua. Kami ambil dari event antar SMA dan klub. Lalu kami seleksi jadi 12 pemain inti per tim, baik putra maupun putri,” ujarnya.
Total, 55 atlet putra dan putri disiapkan oleh Kota Malang untuk turun di cabang basket. Tidak hanya itu, Sugiyarto juga menyebut timnya mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Malang, terutama dari Wali Kota yang turut memperjuangkan fasilitas sport science serta koordinasi antar instansi.
“Pak Wali support kami, bukan cuma moral, tapi juga fasilitas. Fisioterapi, penunjang latihan, dan komunikasi antar sektor itu sangat membantu,” katanya.
Namun, Malang tidak berlatih dalam ruang hampa. Di kejauhan, bayang-bayang Surabaya sebagai salah satu raksasa basket Jatim terus membayang. Sugiyarto tak menutupinya.
“Kalau bicara lawan terberat, saya pribadi jawab ya semua. Karena ini 16 besar, hasil saringan dari ratusan tim. Tapi secara khusus, Surabaya itu ancaman besar,” tegasnya.
Tiga pemain Surabaya disebut Sugiyarto sudah punya jam terbang di level nasional. “Ada tiga atlet mereka yang sudah masuk timnas. Soal pengalaman, mereka lebih matang. Tapi bukan berarti kita gentar,” tegasnya lagi.
Kota Malang punya senjata sendiri, semangat bertanding sebagai tuan rumah. “Anak-anak sudah siap secara mental. Mereka tahu ini rumah sendiri. Tekanan pasti ada, tapi justru jadi motivasi lebih. Kami enggak mau tampil biasa saja,” ucapnya.
Soal cedera atau kendala lain, Sugiyarto menyebut hanya hal-hal ringan. “Cedera ringan pasti ada. Tapi kami dibantu tenaga fisioterapis untuk menangani. Jadi bisa dibilang persiapan kami sejauh ini cukup solid,” jelasnya.
Untuk Porprov tahun ini, Sugiyarto tak ingin banyak bicara soal hasil. Namun, ia menetapkan ambisi realistis namun berani: minimal dua medali emas.
“Target kami dua emas. Tapi kalau bisa lebih, kenapa tidak? Kami siap menciptakan kejutan,” katanya mantap.
Lebih lanjut, Sugiyarto berharap ke depan penataan sistem pembinaan atlet di Kota Malang semakin tertata dan berkelanjutan.
“Bukan cuma soal kompetisi, tapi keamanan dan kenyamanan anak-anak, sistem pendukung, hingga masa depan mereka setelah Porprov juga penting,” pungkasnya.(mit)