Sudutkota.id – Olahraga sepatu roda mulai populer di Indonesia sejak era 1980-an, awalnya sebagai kegiatan rekreasi di taman kota atau lapangan terbuka.
Di Jawa Timur, perkembangannya pesat berkat pembinaan klub-klub daerah dan dukungan pemerintah. Kota Malang mulai aktif membina atlet sejak awal 2000-an, berawal dari komunitas hobi yang kemudian menjadi pusat pelatihan.
Berkat kerja sama Perserosi, pemerintah daerah, dan komunitas, atlet-atlet Malang sukses meraih prestasi di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim hingga kejuaraan nasional.
Puncak perjalanan panjang itu terwujud akhir pekan ini, ketika Kejuaraan Sepatu Roda Tingkat Nasional Wali Kota Malang Cup XII untuk pertama kalinya digelar di Kota Malang, tepatnya di lintasan sementara depan Bank Panin, Jalan Kertanegara, arah Stasiun Kota Baru, Jumat–Minggu (8–10/8/2025).
Ajang bergengsi ini diikuti sekitar 600 atlet dari berbagai provinsi, mulai Makassar (Sulawesi Selatan), Dompu (NTB), Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Barat (Karawang), Jawa Tengah (Semarang), hingga perwakilan dari Surabaya, Sidoarjo, Blitar, Kediri, Banyuwangi, dan tuan rumah Kota Malang. Tak ketinggalan, lima atlet luar negeri turut berlaga, menambah sengitnya persaingan.
Tiga nomor utama dipertandingkan, speed, slalom, dan freestyle,untuk kelas putra dan putri. Jarak lomba meliputi sprint 50 meter, jarak menengah 350 meter dan 750 meter, hingga jarak 1.400 meter, baik individu maupun beregu, dengan peserta dari usia dini hingga dewasa.
Lintasan sepanjang 200 meter per putaran dan lebar ±6 meter ini disesuaikan untuk tiap kategori lomba. Total area kompetisi mencapai 2.000 meter persegi, dan akses jalan ditutup sementara selama event berlangsung.
Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi, menyebut lomba ini sebagai sejarah baru bagi olahraga roda di Malang.
“Kami ingin menjadikan sepatu roda sebagai olahraga yang dekat dengan masyarakat, membina atlet berprestasi, sekaligus memajukan sport tourism di Kota Malang,” ujarnya, Minggu (10/08/2025)
Ketua Perserosi Kota Malang, Erman Hernardi, menambahkan event ini juga berdampak langsung pada ekonomi lokal.
“Peserta datang dari seluruh Indonesia, bahkan luar negeri. Hotel, restoran, hingga pelaku UMKM ikut merasakan manfaatnya. Olahraga juga bisa menjadi penggerak ekonomi daerah,” pungkasnya. (mid)