Sudutkota.id – Sebagai salah satu kota pendidikan terbesar di Indonesia, Kota Malang menjadi tujuan ribuan pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah. Namun, di balik gemerlapnya dunia akademik, masih tersisa persoalan klasik yang belum sepenuhnya teratasi, tingginya angka pengangguran terdidik.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengakui, tantangan ini menjadi PR besar yang terus dicarikan solusi. Salah satu langkah nyata yang kini dilakukan Pemerintah Kota Malang adalah dengan menggelar Job Fair 2025 di GOR Ken Arok, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 29–30 Oktober 2025, ini digagas oleh Dinas Tenaga Kerja dan PMPTSP Kota Malang dan diikuti oleh puluhan perusahaan dari berbagai sektor industri, ritel, keuangan, dan kreatif.
Dalam sambutannya, Wali Kota Wahyu Hidayat menegaskan bahwa kegiatan job fair bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi bagian dari strategi jangka panjang dalam menekan angka pengangguran terbuka dan terdidik.
“Kota Malang ini kota pendidikan. Jadi wajar kalau jumlah lulusan lebih banyak dibandingkan lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran terdidik kita masih tinggi, tapi secara umum angka pengangguran terbuka sudah menurun,” ungkap Wahyu.
Ia memaparkan, angka pengangguran terdidik saat ini berada di kisaran 7,3 persen, sedangkan pengangguran terbuka turun menjadi sekitar 6,1 hingga 6,8 persen, menurun sekitar 0,3 persen dari tahun sebelumnya.
“Artinya, upaya yang dilakukan pemerintah selama ini sudah sesuai dengan timeline. Namun PR kita tetap di pengangguran terdidik ini. Kita harus bisa menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri,” lanjutnya.
Wahyu juga menyinggung fenomena baru di kalangan generasi muda, di mana banyak lulusan perguruan tinggi kini beralih ke sektor informal digital seperti konten kreator. Namun, kelompok ini belum sepenuhnya tercatat dalam sistem ketenagakerjaan nasional.
“Konten kreator juga pekerjaan, tapi belum masuk dalam data formal. Di Malang jumlahnya banyak dan rata-rata mereka lulusan pendidikan tinggi. Ini yang akan kita petakan agar datanya lebih akurat,” jelasnya.
Melalui Job Fair 2025, Pemkot Malang menargetkan peningkatan serapan tenaga kerja dan mendorong tumbuhnya lapangan kerja baru, terutama di sektor kreatif dan digital. Pemerintah juga berkomitmen menurunkan angka pengangguran terdidik menjadi di bawah 6 persen, sesuai target RPJPD.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang Amitya Ratnanggani S yang turut hadir dalam pembukaan acara menegaskan pentingnya pemetaan dan pendataan tenaga kerja yang lebih akurat. Menurutnya, penurunan angka pengangguran harus diiringi pemahaman mendalam terhadap faktor penyebabnya.
“Tadi sudah disampaikan Pak Wali bahwa angka pengangguran sudah turun, tapi kita juga harus tahu apa faktor yang mempengaruhi. Apakah karena bertambahnya lapangan kerja, atau karena faktor lain. Itu yang perlu dipetakan,” ujar Amitya.
Ia menyebut, DPRD akan mendorong penguatan data lintas instansi melalui program PDKT Sum Reborn, sistem digital yang akan mempermudah integrasi dan validasi data ketenagakerjaan di Kota Malang.
“Dengan sistem ini, kita bisa tahu sebaran pengangguran, kebutuhan industri, dan kompetensi tenaga kerja secara lebih jelas. Sehingga kebijakan bisa lebih tepat sasaran,” imbuhnya.
Selain itu, DPRD juga mendorong agar Pemkot Malang terus memperluas akses pelatihan, membuka job fair tematik secara berkala, serta menggandeng lebih banyak pihak swasta dalam menciptakan lapangan kerja baru.
“Kegiatan seperti ini harus rutin dan dikembangkan, tidak hanya di sektor formal tapi juga wirausaha dan industri kreatif. Intinya, masyarakat jangan hanya menunggu peluang, tapi juga harus bergerak,” tegasnya.
Job Fair Malang 2025 kali ini diikuti oleh lebih dari 60 perusahaan, menyediakan ribuan lowongan bagi lulusan SMA, SMK, hingga sarjana. Selain melamar langsung, peserta juga bisa mengikuti konsultasi karier, pelatihan singkat, dan bimbingan wirausaha.
Antusiasme peserta terlihat sejak pagi, dengan ratusan pencari kerja memadati area pendaftaran. Banyak di antaranya datang membawa berkas lamaran lengkap dan berharap bisa langsung mengikuti seleksi di tempat.
“Saya baru lulus kuliah tahun ini dan langsung datang ke sini. Semoga bisa dapat pekerjaan sesuai bidang saya,” ujar Rina, salah satu peserta asal Kecamatan Blimbing.



















