Sudutkota.id – Terbukanya angka pengangguran di Kota Batu disebabkan salah satunya dari para pekerja di Kota Batu kurang melakukan upgrade untuk menjadi pekerja yang lebih berkompeten.
Seperti diketahui, tingkat pengangguran di Kota Batu sebelumnya cukup tinggi dan sempat menjadi nomor satu di Jatim dengan prosentase 8,43 persen di 2022. Namun telah terjadi penurunan di 2023, yakni menjadi 4,52 persen.
Seperti dikatakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batu, Suryo Widodo, bahwa salah satu penyebab tingginya angka pengangguran itu karena pekerja di Kota Batu yang masih belum upgrade, sehingga para perusahaan dilematis untuk memperkerjakan.
“Karena ketika kami ingin memperkerjakan warga Batu maka mereka tidak memenuhi kualifikasi dan kami menyalahi undang-undang untuk memperkerjakan karyawan yang berkompeten. Namun ketika menggunakan SDM luar daerah maka membuat Kota Batu memiliki angka pengangguran terbuka,” urainya, Kamis (2/5/2024).
Oleh sebab itu, pihaknya ingin para pekerja mau melakukan upgrade diri untuk menjadi lebih kompeten dengan melakukan pelatihan-pelatihan berdasarkan kemampuannya.
“Permasalahan seperti ini juga butuh peran pemerintah dalam melakukan upgrade kemampuan pekerja dengan memberikan pelatihan, sehingga dapat membuat pekerja di Kota Batu dapat berdikari di tanah kelahirannya sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Batu Imam syafii menegaskan, alasan banyaknya pekerja yang kurang upgrade karena pelatihan yang dibutuhkan cenderung berbayar.
“Nah sedangkan kalau berbayar itu kan seharusnya tanggung jawab dari perusahaan, namun fakta di lapangan pengusaha tidak memberikan fasilitas tersebut,” ujarnya.
Imam berpandangan dalam hal ini dibutuhkan peran serta pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Karena selain dapat mengurangi angka pengangguran juga mampu membuat pekerja yang ada di Kota Batu menjadi lebih profesional.
Meski begitu, ia menegaskan pekerja di Kota Batu cenderung mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Sehingga setiap memperingati hari buruh kondusifitas selalu terjaga dengan baik.
“Karena suara kami didengarkan dan permasalahan yang ada selalu selesai dengan cara persuasif dan musyawarah,” ucapnya.
Hanya saja, kata Imam, ada beberapa perusahaan yang memang bandel dengan melakukan tindakan sepihak tanpa melalui regulasi yang ada.
“Sehingga kami meminta ada perhatian khusus dari pemerintah untuk perusahaan-perusahaan ini,” pungkasnya. (Dn)