Daerah

Semakin Banyak Warga Desa Pandesari Ikut Menolak Wacana Penyegelan Florawisata Santerra De Laponte

46
×

Semakin Banyak Warga Desa Pandesari Ikut Menolak Wacana Penyegelan Florawisata Santerra De Laponte

Share this article
Adanya wacana penyegelan Florawisata Santerra De Laponte di Desa Pandesari, Kecamatan pujon, Kabupaten Malang membuat banyak warga sekitar menyerukan perlawanan.
Tempat Florawisata Santerra De Laponte. (foto: sudutkota.id/hid)

Sudutkota.id– Adanya wacana penyegelan Florawisata Santerra De Laponte di Desa Pandesari, Kecamatan pujon, Kabupaten Malang membuat banyak warga sekitar menyerukan perlawanan.

Apalagi dikabarkan pihak manajemen Flora Wisata Santerra De Laponte dipanggil lagi oleh anggota DPR Kabupaten Malang untuk yang ke dua kali pada Senin (16/06/2025) ini.

Para warga Desa Pandeasri sekitar pun mulai merasakan kecemasan. Dikarenakan kehidupan sehari-harinya menggantungkan hidup pada Florawisata tersebut.

Seperti halnya dikatakan oleh Ache Heri (47) Ketua Pangkalan Ojek Desa Pandesari terhadap sudutkota.id, Senin (16/06/2025).

Baca Juga :  Pengabdian Tim Edelweiss Rangers UM dan UB untuk Identifikasi Aset Hulun Hyang dan Desain Tapak Wisata Tematik Desa Edelweiss Wonokitri

“Dari 155 anggota paguyuban ojek ini 90 persen adalah warga Desa Pandesari. jika anggota Dewan tetap mengancam untuk menyegel tempat wisata ini, kami siap turun ke jalan untuk ikut melawan,” ungkapnya.

Dia juga berharap agar Bupati Malang memperjuangkan nasib warga Desa Pandesari yang menggantungkan hidupnya pada aktivitas Florawisata tersebut sejak awal berdiri 4,5 tahun yang lalu.

Sementara itu, Samsul Hadi (52) yang merupakan warga Desa Pandesari mengungkapkan, dengan adanya kebaradaan Santerra ini kontribusinya sangat besar sekali, terhadap sebagian masyarakat Desa Pandesari mulai dari pedagang, tukang ojek dan Lingkungan sekitar lokasi wisata yang ada disekitar Santerra.

Baca Juga :  Pembelian di Pasar Tradisional Sepi, DPRD Desak Pemkot Malang Lakukan Ini

“Tiap tahun bahkan memberikan bantuan antara 800 ribu sampai 1 juta tiap RT serta pembangunan fasum seperti Mushollah, jalan Kampung dan kegiatan Bersih Desa Pandesari,” terangnya.

Lantas Samsul juga menyayangkan sikap para anggota DPRD.

“Banyak warga yang menggantungkan hidup di sekitar lokasi wisata ini, lalu bagaimana sikap keberpihakan anggota Dewan terhadap warga Pandesari,” pungkasnya. (hid)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *