Sudutkota.id– Adanya wacana penyegelan Florawisata Santerra De Laponte di Desa Pandesari, Kecamatan pujon, Kabupaten Malang membuat banyak warga sekitar menyerukan perlawanan.
Apalagi dikabarkan pihak manajemen Flora Wisata Santerra De Laponte dipanggil lagi oleh anggota DPR Kabupaten Malang untuk yang ke dua kali pada Senin (16/06/2025) ini.
Para warga Desa Pandeasri sekitar pun mulai merasakan kecemasan. Dikarenakan kehidupan sehari-harinya menggantungkan hidup pada Florawisata tersebut.
Seperti halnya dikatakan oleh Ache Heri (47) Ketua Pangkalan Ojek Desa Pandesari terhadap sudutkota.id, Senin (16/06/2025).
“Dari 155 anggota paguyuban ojek ini 90 persen adalah warga Desa Pandesari. jika anggota Dewan tetap mengancam untuk menyegel tempat wisata ini, kami siap turun ke jalan untuk ikut melawan,” ungkapnya.
Dia juga berharap agar Bupati Malang memperjuangkan nasib warga Desa Pandesari yang menggantungkan hidupnya pada aktivitas Florawisata tersebut sejak awal berdiri 4,5 tahun yang lalu.
Sementara itu, Samsul Hadi (52) yang merupakan warga Desa Pandesari mengungkapkan, dengan adanya kebaradaan Santerra ini kontribusinya sangat besar sekali, terhadap sebagian masyarakat Desa Pandesari mulai dari pedagang, tukang ojek dan Lingkungan sekitar lokasi wisata yang ada disekitar Santerra.
“Tiap tahun bahkan memberikan bantuan antara 800 ribu sampai 1 juta tiap RT serta pembangunan fasum seperti Mushollah, jalan Kampung dan kegiatan Bersih Desa Pandesari,” terangnya.
Lantas Samsul juga menyayangkan sikap para anggota DPRD.
“Banyak warga yang menggantungkan hidup di sekitar lokasi wisata ini, lalu bagaimana sikap keberpihakan anggota Dewan terhadap warga Pandesari,” pungkasnya. (hid)