Sudutkota.id – Progres revitalisasi Alun-Alun Merdeka Kota Malang kini memasuki tahapan penting. Berdasarkan peninjauan terbaru yang dilakukan Komisi C DPRD Kota Malang bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan pimpinan Bank Jatim Cabang Malang, pekerjaan fisik sudah mencapai 50 persen dan dinilai lebih cepat sekitar 5 persen dari target perencanaan.
Plt Kepala DLH Kota Malang, G. Raimond, menjelaskan bahwa kunjungan gabungan tersebut dilakukan untuk memverifikasi kesesuaian antara kondisi lapangan dan desain perencanaan. Peninjauan juga melibatkan pihak pelaksana, perencana teknis, serta pengawas proyek.
“Berdasarkan informasi pelaksana dan hasil pengecekan di lokasi, progres proyek justru maju sekitar 5 persen dibanding perencanaan awal. Untuk keseluruhan pekerjaan, saat ini pencapaiannya sudah di angka 50 persen,” terang Raimond saat diwawancarai sudutkota.id, Sabtu (22/11/2025).
Salah satu bagian yang paling dinantikan masyarakat adalah pemasangan playground atau arena bermain anak. Raimond memastikan bahwa sesuai jadwal dari penyedia, peralatan playground akan datang pada 10 Desember 2025.
DLH juga telah menyelesaikan perbaikan serta persiapan lahan untuk pemasangan peralatan tersebut.
“Area pemasangan playground sudah siap. Ketika alat datang pada 10 Desember, targetnya langsung bisa dilakukan pemasangan. Semua sudah sinkron dengan perencanaan mereka,” katanya.
Sementara itu, sesuai timeline yang disusun tim perencana, revitalisasi Alun-Alun Merdeka ditargetkan rampung pada 20 Januari 2026.
Dalam proses hearing dan tinjauan lapangan, Komisi C juga menyoroti masalah kebersihan lingkungan dan keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kerap muncul di area alun-alun. Kondisi tersebut sebelumnya menjadi catatan publik karena kawasan alun-alun idealnya steril dari aktivitas berdagang.
Menurut Raimond, Pemkot Malang tengah membahas mekanisme baru penataan PKL untuk menghindari situasi kejar-kejaran dengan petugas Satpol PP yang sering terjadi selama ini.
“Idealnya alun-alun steril dari PKL. Namun kami bersama Satpol PP dan Dinas Perhubungan sedang merumuskan pola penataan agar PKL tetap bisa mencari nafkah, tapi tidak berjualan di dalam kawasan alun-alun,” jelasnya.
Beberapa anggota Komisi C juga menilai bahwa penataan PKL dan pengelolaan kebersihan harus berjalan seiring dengan selesainya revitalisasi. Upaya tersebut dianggap penting untuk menjaga kembali fungsi alun-alun sebagai ruang publik yang nyaman.
Raimond mengakui bahwa Alun-Alun Merdeka merupakan salah satu ruang publik yang paling ramai dikunjungi, terutama oleh anak-anak dan keluarga. Sebelum ditutup untuk revitalisasi, tingkat kunjungan bahkan disebut luar biasa tinggi.
Namun sejak kawasan ditutup sementara, kondisinya tampak sangat sepi. Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Pemkot dalam menata ulang zoning PKL dan arus pengunjung setelah proyek selesai.
“Begitu area ini ditutup, terlihat sekali penurunannya. Karena itu penataan setelah revitalisasi harus benar-benar matang supaya fungsi alun-alun sebagai ruang keluarga bisa kembali optimal,” ujar Raimond.
Dengan progres pekerjaan yang saat ini berjalan lebih cepat, Pemkot optimis revitalisasi dapat selesai sesuai target.
“Kehadiran playground baru serta penataan lingkungan diharapkan mampu menjadikan Alun-Alun Merdeka sebagai pusat rekreasi keluarga yang lebih tertib, nyaman, dan aman.” pungkasnya.




















