Sudutkota.id – Tim panahan Kota Malang tampil mengesankan di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX/2025. Bertanding di arena Lapangan Ajendam V/Brawijaya, Kota Malang raih lima medali.
Hingga Rabu (2/7/2025), tim panahan Kota Malang berhasil mengumpulkan total lima medali. Rinciannya, satu emas, satu perak dan tiga perunggu. Capaian ini mempertegas posisi Kota Malang sebagai salah satu kekuatan panahan di Jawa Timur.
Pelatih panahan Kota Malang, Hanung Kriswandono, menyebutkan bahwa medali emas diraih dari nomor compound beregu putra, yang diisi oleh atlet muda potensial. Yakni, Ahmad Haidar Rafie, Davin Dalana FF dan Nararya Rasendriya Taraka AD. Tiga pemanah ini tampil konsisten dan matang dalam strategi sejak babak penyisihan hingga mengamankan podium tertinggi.
“Mereka sudah terbiasa berlatih bersama dan punya chemistry kuat. Dalam kompetisi sekelas Porprov, kekompakan tim sangat menentukan hasil akhir. Alhamdulillah, strategi dan latihan kami terbayar,” ujar Hanung saat ditemui di arena pertandingan.
Sementara medali perak dipersembahkan oleh Callysta Khansa Edi Putri dari nomor individu standar bow putri. Ia menunjukkan ketenangan dan fokus tinggi dalam setiap tembakan, meskipun harus mengakui keunggulan lawan di babak final dengan selisih tipis.
Adapun tiga medali perunggu disumbangkan dari, Compound beregu putri, Tyarra Alea Putri, Safira Aliftia dan Siti Nurraniya Humaira Arrasyd.
Compound mix team, Tyarra Alea Putri berpasangan dengan Abdullah Faiq. Dan beregu standar bow putri, Audrey Nayza Hasibuan, Keiza Az Zahra dan Aleta Vhaleandra Setiawan.
Hanung menyebut raihan ini cukup menggembirakan dan menunjukkan peningkatan performa dibandingkan Porprov sebelumnya di Sidoarjo, 2023 lalu.
“Dua tahun lalu kita bawa pulang dua emas, satu perak, dan satu perunggu. Target tahun ini minimal menyamai. Sekarang sudah dapat lima medali, dan beberapa nomor masih akan dipertandingkan. Jadi kami sangat optimis bisa menambah koleksi medali, terutama emas,” ujarnya penuh semangat.
Ia menambahkan, komposisi atlet yang berlaga tahun ini sebagian besar merupakan hasil pembinaan jangka panjang dari berbagai kejuaraan daerah, baik tingkat kota maupun regional. Menurut Hanung, regenerasi di tubuh panahan Kota Malang berjalan sehat dan kompetitif.
“Kami tidak asal rekrut. Semua yang bertanding di Porprov ini sudah melalui seleksi ketat. Banyak yang masih remaja, tapi mental bertanding mereka tidak kalah dengan senior. Itu buah dari proses pembinaan yang terus-menerus,” ucapnya.
Namun, di balik prestasi itu, Hanung kembali menyoroti masalah klasik yang masih membayangi. Yakni, minimnya fasilitas latihan panahan di Kota Malang. Ia menuturkan bahwa hingga kini belum ada lapangan panahan permanen milik daerah yang bisa dipakai secara intensif.
“Kami masih berpindah-pindah tempat untuk latihan. Kadang numpang di lapangan terbuka, kadang pakai lahan yang sebenarnya bukan untuk panahan. Itu tentu tidak ideal. Panahan butuh lapangan yang luas, tenang, dan aman,” kata Hanung.
Ia pun berharap Pemerintah Kota Malang tidak hanya fokus pada cabang olahraga populer semata. Menurutnya, cabang seperti panahan yang kerap menyumbangkan medali juga layak mendapat dukungan lebih serius, terutama dari sisi infrastruktur.
“Kalau kami diberi lapangan sendiri dan fasilitas pendukung lainnya, saya yakin Kota Malang bisa mencetak lebih banyak atlet berprestasi. Potensi kita besar, semangat anak-anak luar biasa, tinggal difasilitasi saja,” tutup Hanung penuh harap.
Dengan sisa hari pertandingan yang masih terbuka, kontingen panahan Kota Malang masih berpeluang menambah pundi-pundi medali. Harapan kini tertuju pada nomor-nomor perorangan dan beregu lainnya yang akan digelar dalam dua hari ke depan.(mit)
