Sudutkota.id – Kerusakan kembali menghantui Jembatan Brawijaya lebih dikenal warga sebagai Jembatan Splendid, yang menghubungkan kawasan wisata flora dan fauna Splendid dengan Jalan Majapahit.
Pondasi jembatan yang terletak di sisi utara areal Pasar Burung itu dilaporkan keropos cukup parah. Hingga kini, belum ada kepastian penanganan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang.
Pantauan sudutkota.id, Sabtu (31/5/2025), kerusakan berada di bagian bawah jembatan, tepat pada titik penyangga utama. Struktur tanah di sekitar pondasi tampak tergerus, menyisakan lubang dengan kedalaman sekitar empat meter dan lebar mencapai 15 meter. Warga menyebut keropos tersebut mulai terlihat sejak dua pekan lalu, namun belum juga ada perbaikan berarti.
“Bolongnya sudah kelihatan dari bawah. Air deras dari atas sepertinya menghantam terus bagian tanah di bawah jembatan. Kalau dibiarkan, bisa bahaya. Ini jalur rame, kendaraan terus lewat tiap hari,” ujar Budi, pedagang kaki lima yang sudah bertahun-tahun berjualan tak jauh dari lokasi.
Jembatan ini bukan sekadar penghubung antar ruas jalan di pusat kota. Ia adalah urat nadi pergerakan warga, wisatawan, dan pedagang yang menjadikan kawasan Splendid sebagai salah satu pusat aktivitas ekonomi dan wisata Kota Malang. Jalur ini dilalui kendaraan roda dua dan empat, serta ramai pejalan kaki yang menuju ke kebun binatang mini, pasar bunga, maupun Pasar Burung Splendid.
Namun kondisi fisik jembatan kini jauh dari kata aman. Beberapa garis pembatas dan tanda peringatan memang telah dipasang untuk membatasi akses ke sisi-sisi yang rawan ambles. Meski begitu, lalu lintas di atas jembatan masih berlangsung seperti biasa.
“Kalau cuma dikasih tali dan plang, itu belum cukup. Harus ada tindakan lebih cepat sebelum telat. Sudah sering hujan deras, tanahnya makin terkikis,” tambah seorang pengunjung yang tak mau disebut namanya.
Ironisnya, Jembatan Splendid baru saja diperbaiki tahun lalu, tepatnya pada 2023. Hal ini menimbulkan tanda tanya soal kualitas pekerjaan sebelumnya serta upaya perawatan rutin yang seharusnya dilakukan oleh dinas terkait.
Saat dimintai keterangan, Kepala DPUPR Kota Malang, Dandung, mengakui pihaknya belum bisa langsung melakukan perbaikan. Menurutnya, saat ini dinas masih dalam tahap pengecekan teknis dan penyesuaian anggaran.
“Akan kami cek. Kita lagi melihat ketersediaan anggaran. Harus dihitung. Ada rencana harus hitung ulang. Konsentrasi jembatan sekarang masih di kawasan Malik Dalam. Bisa jadi tahun depan. Tapi kita akan lakukan penanganan permanen,” ujar Dandung saat dikonfirmasi sudutkota.id, Sabtu (31/5).
Pernyataan ini justru menambah kekhawatiran warga. Jika penanganan harus menunggu hingga tahun depan, dikhawatirkan kerusakan akan semakin parah dan membahayakan pengguna jalan. Apalagi musim hujan masih menyisakan curah air yang cukup tinggi di beberapa hari terakhir.
Pakar tata kota dan infrastruktur sebelumnya telah mengingatkan bahwa jembatan-jembatan di perkotaan perlu evaluasi rutin dan sistem monitoring berkala. Erosi tanah di sekitar pondasi akibat air hujan yang tidak tertangani dengan sistem drainase yang baik bisa berujung pada kegagalan struktur.
Di tengah sorotan publik terhadap berbagai proyek fisik yang dikebut menjelang akhir tahun anggaran, kasus Jembatan Splendid menjadi pengingat bahwa perawatan dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada tak kalah penting dari pembangunan baru.
Kini, warga hanya bisa berharap Pemkot Malang tak membiarkan jembatan ini menunggu waktu untuk ambruk. Perhatian tak bisa lagi ditunda, apalagi jika menyangkut keselamatan bersama.(mit)