Sudutkota.id – AAS, asal Blitar, guru honorer salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, dilaporkan ke polisi. Ini setelah dia diduga kuat membawa kabur 14 laptop dan dua unit motor sewaan.
Dari informasi yang dihimpun diketahui, modus yang dilakukan AAS yakni, meminjam laptop murid-muridnya di SMK dengan alasan untuk membuat laporan. Dan akan dipinjamnya selama tiga hari.
Anehnya, hingga berbulan-bulan laptop tersebut tak kunjung dikembalikan. Hingga muncul dugaan, jika AAS telah menggadaikan semua laptop yang dipinjamnya tersebut.
Tak cuma laptop, ternyata AAS diketahui juga membawa kabur dua unit motor sewaan. Yakni jenis Honda Scoopy dan Honda Beat. Dan kini AAS kabur dengan semua barang-barang tersebut.
Cahyani, salah seorang warga Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang berharap, perbuatan AAS ini terus disebarluaskan. Dengan harapan, agar pelaku bisa segera diamankan. Sehingga tidak akan timbul korban baru.
“Semoga cepat tertangkap biar tidak ada korban lainnya,” kata Cahyani.
Diketahui pula, AAS ini adalah guru Bahasa Jawa di SMK tersebut. Dan sebelumnya, ia juga sempat mengajar di salah satu SMP di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Ia juga pernah menjadi pembina ekstrakurikuler Pramuka di salah satu SMP di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Beberapa warga mengungkapkan, bahwa pelaku memiliki catatan buruk. Termasuk dugaan penggelapan uang pramuka dan tindak kekerasan terhadap siswa.
Dika, salah seorang wali murid SMK mengungkapkan, bahwa laptop milik anaknya dipinjam oleh pelaku dengan alasan serupa. Namun sampai saat ini tak pernah dikembalikan.
Sementara itu, Krisna Wibawa, salah seorang warga yang juga dirugikan mengatakan, bahwa AAS kini sulit dilacak keberadaannya. Sebab nomor ponselnya sudah tidak aktif.
Di bagian lain, Antok Yuandik, salah seorang wali murid mengungkapkan, bahwa anaknya yang merupakan anggota pramuka inti turut menjadi korban. Uang hasil iuran pramuka yang dikumpulkan diduga turut dibawa kabur oleh AAS.
Berbeda dengan Antok, Reza, mantan murid AAS di salah satu SMP di Kecamatan Pakisaji menceritakan pengalaman traumatisnya, saat masih menjadi murid.
“Sumpah, saat 2013 saya dan teman-teman hampir memukul orang ini (AAS), karena sering melakukan kekerasan terhadap murid,” ungkapnya.
Terpisah, Kasi Humas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar membenarkan terkait laporan warga tersebut. Dan saat ini perkara tersebut tengah ditangani pihak kepolisian.
“Untuk identitas terduga pelaku sudah kami kantongi, dan sedang dalam penyelidikan intensif. Kami juga mengimbau pada masyarakat untuk segera melaporkan jika mengetahui keberadaan yang bersangkutan,” pungkasnya.(mit)