Olahraga

Persama Malang Juarai Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi 2025

27
×

Persama Malang Juarai Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi 2025

Share this article
Lapangan Scketer Mini Stadion Gajayana Kota Malang menjadi saksi semangat luar biasa para atlet disabilitas dalam turnamen Kapolresta Cup Malang Kota Sepak Bola Amputasi 2025.
Forkopimda Kota Malang turut hadir menyemarakkan Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi 2025.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Lapangan Scketer Mini Stadion Gajayana Kota Malang menjadi saksi semangat luar biasa para atlet disabilitas dalam turnamen Kapolresta Cup Malang Kota Sepak Bola Amputasi 2025.

Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 ini berhasil menyita perhatian publik, setelah Tim Persama Malang berhasil keluar sebagai juara usai menumbangkan Persaid Jember dengan skor akhir 2-1 pada laga final yang berlangsung Minggu (22/6/2025).

Kemenangan ini disambut haru oleh seluruh pemain dan pendukung Persama Malang yang tampil konsisten sepanjang turnamen. Tidak hanya berhasil meraih piala utama dan hadiah uang tunai sebesar Rp 7.500.000, mereka juga meraih penghargaan individu seperti Top Scorer dan Best Player, masing-masing dengan hadiah Rp 500.000.

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Hariyono melalui Kasi Humas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risfisnto mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas suksesnya gelaran tersebut.

“Alhamdulillah, ini adalah tahun kedua pelaksanaan Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi. Kami bersyukur kegiatan ini dapat berlangsung lancar, tertib, dan penuh semangat sportivitas.

Turnamen ini merupakan bentuk komitmen kami dalam membina dan mendukung olahraga difabel, khususnya sepak bola amputasi. Harapannya, dari sini bisa lahir atlet-atlet yang membanggakan Kota Malang, bahkan sampai ke level nasional dan internasional,” ujar Yudi.

Baca Juga :  HUT RI Ke-79 Akan Digelar di IKN, Presiden Jokowi: Persiapan Sudah Hampir Selesai

Turnamen ini diikuti oleh enam tim dari berbagai wilayah di Jawa Timur. Masing-masing tim menunjukkan semangat juang tinggi di tengah keterbatasan fisik. Berikut klasemen akhir turnamen:

Juara 1: Persama Malang – Rp 7.500.000, Juara 2: Persaid Jember, Juara 3: Persewangi Banyuwangi – Rp 3.000.000J uara 4: Paksa Madura – Rp 1.000.000 serta Persahabatan Kota dan Pesawat Surabaya.

Kehadiran para tokoh penting seperti Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, Ketua DPRD Kota Malang, serta perwakilan Dandim 0833, jajaran Polresta, Disporapar, dan beberapa kepala perangkat daerah, semakin menambah khidmat acara ini.

Dalam sambutannya, Wali Kota Wahyu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh peserta dan panitia.

“Saya sangat bangga dengan semangat para atlet yang tampil hari ini. Meski memiliki keterbatasan fisik, mereka membuktikan bahwa semangat, kerja keras, dan mimpi tidak mengenal batas. Turnamen ini bukan sekadar kompetisi, tapi juga momentum untuk memperkuat persaudaraan dan semangat kebersamaan,” kata Wahyu.

Baca Juga :  All Indonesia Final Tercipta, Ginting VS Jonatan di Final All England 2024

Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kota Malang akan terus mendukung kegiatan olahraga inklusif seperti ini sebagai bagian dari program pembinaan dan pengembangan olahraga untuk seluruh lapisan masyarakat.

“Harapan saya, turnamen seperti ini dapat menjadi ajang pencarian bakat dan regenerasi atlet. Kita ingin Kota Malang menjadi pusat pembinaan olahraga amputasi dan menjadi barometer semangat inklusivitas di Indonesia. Siapa tahu dari sini akan lahir atlet nasional bahkan internasional yang membawa nama bangsa di kancah dunia,” tambahnya.

Salah satu momen menyentuh dalam turnamen ini adalah ketika para pemain, meskipun menggunakan kruk dan memiliki satu kaki, tetap tampil penuh determinasi, mengekspresikan semangat sportivitas tinggi, dan menghibur para penonton yang hadir.

Turnamen ini juga menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berprestasi. Bahkan di balik keterbatasan, semangat dan perjuangan mereka justru mampu menginspirasi masyarakat luas.

“Kami menegaskan bahwa sepak bola amputasi bukan sekadar olahraga, melainkan juga wadah perjuangan dan pembuktian diri.” pungkas Wahyu.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *