Sudutkota.id – Lonjakan kunjungan wisatawan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong Polres Batu menempatkan pengamanan jalur wisata sebagai fokus utama selama Operasi Lilin Semeru 2025.
Operasi tersebut digelar mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026, menyasar kelancaran lalu lintas dan stabilitas keamanan di kawasan wisata unggulan Kota Batu.
Melalui Operasi Lilin Semeru 2025, Polres Batu berharap masyarakat dan wisatawan dapat menikmati libur akhir tahun dengan aman, nyaman, serta mendapatkan informasi yang cepat dan akurat selama berada di Kota Batu.
Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata menegaskan, karakter Kota Batu sebagai destinasi wisata menuntut strategi pengamanan yang adaptif dan terintegrasi. Aparat kepolisian telah menyiapkan langkah antisipatif berupa penguatan personel, rekayasa lalu lintas, serta patroli intensif di titik-titik rawan kepadatan.
“Pengamanan kami fokuskan pada jalur wisata dan simpul lalu lintas utama, karena pergerakan kendaraan dipastikan meningkat signifikan,” ujarnya, Kamis, (18/12/2025).
Berdasarkan pemetaan kepolisian, tingkat hunian hotel menjelang Nataru diperkirakan berada pada kisaran tinggi, seiring meningkatnya arus kendaraan yang masuk ke Kota Batu, terutama pada akhir pekan. Kondisi ini berpotensi memicu kepadatan di jalur penghubung Kota Batu-Malang dan Batu-Kabupaten Malang.
Untuk mengantisipasi situasi tersebut, Polres Batu memperkuat koordinasi lintas wilayah bersama Polresta Malang Kota dan Polres Malang. Sinergi ini difokuskan pada pengendalian lalu lintas, penanganan kemacetan, hingga respons cepat terhadap potensi gangguan kamtibmas.
“Tak hanya aspek lalu lintas, pengamanan Nataru juga diarahkan pada kesiapsiagaan bencana alam,” tambahnya.
Mengingat potensi cuaca ekstrem di akhir tahun, kepolisian menggandeng BPBD dan stakeholder terkait guna mengantisipasi risiko tanah longsor maupun bencana lain di kawasan rawan.
“Mitigasi bencana menjadi bagian dari pengamanan. Kami pastikan jalur evakuasi dan respons darurat siap jika dibutuhkan,” katanya.
Menanggapi itu, Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi mengatakan sangat mengapresiasi langkah Polres Batu. Pelaku usaha perhotelan di Kota Batu semakin optimis untuk bersiap menyambut momentum Nataru sebagai puncak perolehan pendapatan akhir tahun.
“Dengan adanya pengamanan maksimal tentu wisatawan semakin berbondong-bondong menghabiskan waktu malam tahun baru di Kota Batu. Sebab keamanan dan kenyamanan menjadi hal utama untuk menggaet kunjungan wisatawan,” katanya.
Ditanya terkait kunjungan? Sujud menyebut pada tahun sebelumnya, sejumlah hotel sempat mencatat okupansi 100 persen. Terutama pada periode 24-31 Desember menjelang tahun baru.
“Saat ini memang belum tampak lonjakan pemesanan. Baru satu atau dua tamu yang booking. Biasanya wisatawan baru melakukan reservasi mendekati libur panjang,” ujarnya Dirut PT Selecta ini.
Menurut dia, gelombang pemesanan diperkirakan mulai bergeser pada 11-13 Desember. Pada rentang itu pula kenaikan tarif kamar alias room rate biasanya mulai terjadi. Beberapa hotel sudah menaikkan harga hingga dua kali lipat dari hari biasa. Misalnya, tarif kamar Rp 700 Ribu per malam bisa naik menjadi Rp 1,5-2 Juta pada masa Nataru.
“Namun saya tak menampik adanya kekhawatiran terkait melemahnya daya beli masyarakat tahun ini. Ditambah lagi perayaan tahun baru jatuh pada hari efektif kerja sehingga wisatawan diperkirakan akan mempersingkat durasi menginap. Perkiraan saya full booked hanya pada 30-31 Desember. Pola kunjungan tahun ini juga menunjukkan wisatawan cenderung datang tanpa reservasi,” tutupnya.




















