Daerah

Pancasila Bukan Hanya Simbol: Wali Kota Malang Ajak Warga Hidupkan Nilainya di Semua Ruang

28
×

Pancasila Bukan Hanya Simbol: Wali Kota Malang Ajak Warga Hidupkan Nilainya di Semua Ruang

Share this article
Pancasila Bukan Hanya Simbol: Wali Kota Malang Ajak Warga Hidupkan Nilainya di Semua Ruang
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat memberikan keterangan persnya kepada wartawan usai upacara Hari Lahir Pancasila di halaman Balai Kota Malang, Senin (2/6/2025).(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025 di halaman Balai Kota Malang, bukan sekadar rutinitas tahunan. Namun membawa semangat untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap dasar negara, Pancasila.

Dalam pidatonya sebagai inspektur upacara, Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, menyampaikan pokok-pokok pemikiran dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia. Yang menekankan bahwa, peringatan Hari Lahir Pancasila bukan hanya penghormatan simbolik. Melainkan ajakan konkret untuk merefleksikan nilai-nilainya, dalam kehidupan nyata.

“Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah kompas moral, penuntun langkah kita dalam mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,” kata Wahyu di hadapan peserta upacara.

Wahyu kemudian mengulas tentang Astagita, delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu poin pentingnya adalah penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia. Tanpa dasar ideologi yang kuat, pembangunan ekonomi bisa melahirkan jurang ketimpangan. Dan tanpa sentuhan nilai-nilai Pancasila, kemajuan teknologi bisa kehilangan arah dan sisi kemanusiaan.

Baca Juga :  Nongkrong di Kawasan Rampal Malang, Pemuda Ini Jadi Korban Penganiayaan

“Kemajuan tanpa nilai bisa berujung dehumanisasi. Maka dari itu, setiap kemajuan harus dipinggir oleh nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa penguatan Pancasila bukan tugas satu lembaga, melainkan tanggung jawab kolektif. Dari ruang kelas hingga kantor pemerintahan, dari pasar rakyat hingga media sosial, nilai-nilai Pancasila harus terasa hidup.

Di dunia pendidikan, Pancasila tak boleh hanya jadi mata pelajaran hafalan. Ia harus membentuk karakter pelajar tangguh secara intelektual, kuat secara moral, dan kokoh dalam integritas. Di lingkup birokrasi, Pancasila mesti hadir dalam wujud pelayanan publik yang adil, transparan, dan berpihak pada rakyat.

“Dalam ekonomi, pembangunan harus mengusung keadilan sosial. Bukan hanya untuk segelintir elite, tapi untuk seluruh rakyat Indonesia,” tambah Wahyu.

Sementara di dunia digital, di mana interaksi lintas batas terjadi begitu cepat dan kasar, Pancasila harus jadi tameng etika. Etika bermedsos, menghormati perbedaan, dan menolak ujaran kebencian, semua bermuara pada semangat Pancasila.

Baca Juga :  Kematian Manusia Pertama Akibat Flu Burung Dikonfirmasi oleh WHO

Di bagian akhir pidatonya, Wali Kota Wahyu juga menyisipkan harapan besar bagi Kota Malang. Menurutnya, peringatan Hari Lahir Pancasila ini adalah waktu yang tepat untuk memperkuat identitas dan jati diri Kota Malang sebagai kota berkelas, yang tetap menjunjung keberagaman dan persatuan.

“Kalau kita sungguh ingin Indonesia Raya terwujud, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap jadi napas dalam setiap langkah pembangunan,” tuturnya.

Upacara ditutup dengan tenang, namun penuh makna. Tak ada kembang api, tak ada konser. Yang ada hanya kesadaran bersama: bahwa di balik lima sila yang tertulis, tersimpan nilai-nilai yang harus terus diperjuangkan dalam rumah, di kantor, di sekolah, dan bahkan di kolom komentar media sosial.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *