Sudutkota.id – Kota Batu kini menghadapi sisi lain yang jarang tersorot yaitu meningkatnya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dua sektor andalan yang selama ini menjadi kebanggaan daerah pariwisata dan peternakan justru menjadi penyumbang terbesar angka PHK dalam dua tahun terakhir.
Dari data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batu, sejak 2024 hingga Oktober 2025, lebih dari 300 pekerja kehilangan pekerjaan. Tahun 2024 mencatat 145 orang di-PHK, sementara hingga Mei 2025 sudah ada 143 orang lagi, dan jumlah itu terus bertambah setiap bulan.
“Rata-rata setiap bulan ada sekitar enam sampai tujuh pekerja yang ter-PHK,” ujar Kepala Disnaker, Thomas Wunang Tjahjo kepada sudutkota.id, Kamis (16/10/2025).
Penyebabnya beragam, namun mayoritas bukan karena perusahaan gulung tikar, melainkan masalah internal dan penyesuaian tenaga kerja.
Salah satu contoh paling besar terjadi di perusahaan peternakan unggas di Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, yang melakukan restrukturisasi dengan mengalihkan ratusan pekerja menjadi tenaga outsourcing.
“Dari sektor lain, industri pariwisata juga ikut terdampak. Fluktuasi jumlah kunjungan wisatawan membuat beberapa pengelola usaha terpaksa merampingkan struktur karyawan. Situasi ini menciptakan gelombang PHK yang pelan tapi pasti terus bertambah,” katanya.
Meski belum tergolong krisis besar, tren ini menjadi sinyal bahwa ekonomi Batu yang bergantung pada wisata dan agribisnis masih rentan terhadap perubahan iklim usaha.
“Pemerintah melalui Disnaker kini berupaya memberikan pelatihan keterampilan dan membuka bursa kerja untuk menampung para pekerja yang terdampak,” tuturnya.