Daerah

Jelang Idul Adha, Harga Cabai dan Telur Naik Bertahap

26
×

Jelang Idul Adha, Harga Cabai dan Telur Naik Bertahap

Share this article
Jelang Idul Adha, Harga Cabai dan Telur Naik Bertahap
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha 1446 H, pergerakan harga sejumlah bahan pokok mulai menunjukkan tren kenaikan di berbagai daerah.

Data terbaru dari Dinas Pasar menunjukkan lonjakan signifikan terutama pada komoditas cabai dan telur ayam ras. Namun demikian, pemerintah menegaskan bahwa kondisi ketersediaan bahan pokok tetap stabil dan aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menyampaikan bahwa lonjakan paling mencolok terjadi pada cabai merah besar. Harga komoditas ini mengalami kenaikan beruntun sejak tanggal 28 Mei 2025, yang awalnya berada di angka Rp 23.000 per kilogram. Dalam rentang waktu lima hari, harga terus melesat hingga menyentuh Rp 35.000 per kilogram pada 3 Juni.

“Setiap hari ada pergerakan naik. Ini dipicu oleh meningkatnya biaya operasional, distribusi, serta permintaan masyarakat yang mulai tinggi menjelang hari besar,” ujar Eko dalam keterangan persnya, Selasa (4/6/2025).

Kenaikan serupa juga terjadi pada cabai rawit merah, meski dengan ritme yang sedikit berbeda. Pada 26 Mei, harga tercatat di angka Rp 21.000 per kilogram. Dua hari berselang, tepatnya 28 Mei, harga mulai merangkak naik ke Rp 26.000, lalu Rp 28.000 pada 31 Mei, dan akhirnya menyentuh Rp 30.000 per kilogram pada 3 Juni.

Baca Juga :  Revitalisasi Pasar Besar Kota Malang, DPRD Sebut Anggaran Capai Rp 300 Miliar

Sementara itu, telur ayam ras yang biasanya menjadi salah satu kebutuhan pokok harian masyarakat juga menunjukkan kenaikan bertahap. Sejak 26 Mei, harga telur bertahan di kisaran Rp 24.000 per kilogram.

Namun mulai 31 Mei, harga naik menjadi Rp 24.500, dan mencapai Rp 25.500 per kilogram pada 3 Juni. Meski begitu, Eko menegaskan bahwa harga ini masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 30.000 per kilogram.

“Telur memang naik, tapi masih dalam batas wajar. Stok cukup dan distribusi berjalan normal,” tambahnya.

Namun tidak semua harga komoditas mengalami kenaikan. Bawang putih justru mengalami penurunan cukup signifikan. Pada 26–28 Mei, harga masih berada di angka Rp 38.000 per kilogram. Namun, menjelang akhir bulan, harga turun menjadi Rp 30.000 per kilogram.

Eko menjelaskan bahwa faktor utama kenaikan harga komoditas pangan kali ini adalah adanya penambahan biaya operasional dan distribusi, termasuk lonjakan biaya transportasi dan logistik

Baca Juga :  Tiga Pilar Kelurahan Gadang Raih Prestasi Tingkat Jatim, Kapolres Malang: Bukti Sinergitas Kuat

Di sisi lain, meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Iduladha turut mendorong kenaikan harga, terutama untuk komoditas yang tergolong cepat rusak dan bergantung pada distribusi harian.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa secara keseluruhan pasar masih dalam kondisi stabil. Pemerintah daerah dan pusat terus berkoordinasi untuk menjaga suplai dan harga bahan pokok agar tetap terkendali. Operasi pasar dan pemantauan stok di sejumlah titik juga dilakukan secara rutin.

“Yang perlu digarisbawahi, sejauh ini belum ada dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi atau sektor investasi. Kenaikan ini belum signifikan secara makro,” tegas Eko.

Ia menambahkan bahwa upaya stabilisasi harga dan pasokan akan terus dilakukan hingga usai perayaan Iduladha. Pemerintah meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi borong atau panic buying.

“Yang terpenting, stok aman. Kami imbau masyarakat membeli sesuai kebutuhan. Pemerintah hadir dan terus mengawasi,” pungkasnya.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *