Sudutkota.id – Suhu dingin yang lebih ekstrem dari biasanya tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia, tak terkecuali kawasan Malang Raya. Fenomena ini dirasakan masyarakat sejak beberapa hari terakhir, terutama saat malam hingga dini hari.
Kondisi ini membuat banyak pihak bertanya-tanya, apa yang menyebabkan suhu di Malang Raya terasa jauh lebih dingin dari biasanya. Apakah ini merupakan kondisi cuaca ekstrem yang tidak biasa.
Menurut prakirawan BMKG Karangploso, Linda FM, fenomena dingin ini merupakan hal yang normal dan wajar terjadi di musim kemarau. Terutama pada bulan Juli hingga September. Suhu dingin ini erat kaitannya dengan dominasi angin timuran yang bersifat kering dan dingin.
“Saat musim kemarau seperti sekarang, langit biasanya lebih cerah. Ini mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer, khususnya di malam hari. Akibatnya, suhu terasa jauh lebih dingin,” jelas Linda, Minggu (13/7/2025).
Lebih lanjut, Linda menyebut bahwa meski terasa menusuk, suhu dingin saat ini masih belum masuk kategori ekstrem. Bahkan, kondisi ini pernah terjadi lebih parah di tahun-tahun sebelumnya.
“Ini belum ekstrem, mas, Justru Agustus nanti biasanya akan lebih dingin. Bisa mencapai 14–15 derajat Celsius di beberapa titik,” terangnya.
Linda juga menambahkan, fenomena dingin ini tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Tetapi lebih cenderung terjadi di daerah yang memiliki pola hujan monsunal, seperti Jawa Timur. Faktor topografi dan letak geografis juga berperan besar.
Di beberapa daerah dataran tinggi, bahkan mulai muncul embun es pada pagi hari, yang berpotensi mengganggu tanaman pertanian.
“Di wilayah seperti Batu atau Pujon, dataran tinggi bisa lebih parah lagi efeknya. Kalau suhu makin turun, embun es bisa muncul dan membuat tanaman layu bahkan mati,” tambahnya.
Tak hanya suhu malam yang dingin, Linda juga menjelaskan bahwa turunnya hujan di beberapa lokasi turut memperkuat efek rasa dingin. Hal ini karena hujan membawa massa udara dingin dari atas awan ke permukaan, serta menghalangi pemanasan dari sinar matahari di siang hari.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi dampak yang bisa ditimbulkan oleh suhu dingin ini. Terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, serta pelaku sektor pertanian dan peternakan.
“Meski ini fenomena tahunan dan normal, tetap perlu ada upaya antisipasi. Terutama bagi warga di dataran tinggi atau yang bekerja di luar ruangan,” tegas Linda.
Berikut beberapa imbauan BMKG: Jaga daya tahan tubuh, banyak minum air putih, konsumsi vitamin, dan hindari begadang. Gunakan pakaian hangat saat malam dan pagi hari.
Waspadai munculnya embun es di dataran tinggi yang bisa merusak tanaman. Perhatikan kondisi hewan ternak, khususnya unggas, yang rentan mati akibat suhu dingin.
Hindari penyebaran informasi hoaks soal cuaca ekstrem. Pastikan informasi berasal dari BMKG atau lembaga resmi.
Dengan potensi suhu yang bisa terus menurun hingga bulan depan, Linda mengajak masyarakat untuk tetap tenang namun tidak lengah.
“Yang penting tetap menjaga kesehatan, tidak panik, dan terus ikuti informasi resmi dari BMKG. Ini siklus tahunan, tapi tetap harus disikapi dengan bijak,” tutupnya.(mit)