FeaturedOlahraga

Bocah 10 Tahun Asal Singosari Curi Perhatian di Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi

145
×

Bocah 10 Tahun Asal Singosari Curi Perhatian di Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi

Share this article
Bocah 10 Tahun Asal Singosari Curi Perhatian di Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi
Musyaffai Yudanta Alimaimun, bocah berusia 10 tahun asal Singosari, Kabupaten Malang, yang sukses mencuri perhatian dalam gelaran Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi 2025.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Sosok mungil itu berlari penuh semangat di tengah lapangan Mini Gajayana, Klojen, Kota Malang. Di tengah para pemain dewasa bertubuh tinggi besar, hadir Musyaffai Yudanta Alimaimun, bocah berusia 10 tahun asal Singosari, Kabupaten Malang, yang sukses mencuri perhatian dalam gelaran Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi 2025.

Meski secara fisik tampak berbeda dibanding pemain lainnya, Musyaffai tampil percaya diri. Ia mengaku sudah cukup terbiasa menghadapi pertandingan seperti ini.

“Biasa aja, sudah sering tanding juga. Biasanya tanding di lapangan rampal ” ujarnya singkat, sambil tersenyum.

Musyaffai mulai mengenal sepak bola amputasi sekitar dua tahun lalu. Sejak saat itu, ia rutin mengikuti latihan bersama komunitas pemain amputasi lainnya.

“Dulu pertama kali diajari pelatih di sana yakni ayah kandungnya,sekarang sudah terbiasa,” katanya.

Keinginannya pun tak main-main. “Pengen jadi atlet, semoga bisa tembus timnas,” ucapnya mantap.

Penampilan Musyaffai yang penuh semangat di turnamen ini turut mengundang decak kagum banyak penonton. Bahkan Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, yang hadir langsung menyaksikan pertandingan final Kapolresta Cup, memberikan apresiasi khusus terhadap partisipasi para pemain muda dan penyandang disabilitas.

“Ini luar biasa. Sepak bola amputasi seperti ini sangat menginspirasi kita semua, apalagi diikuti oleh anak-anak yang masih sangat muda. Saya bangga dan mengapresiasi kegiatan ini sebagai bagian dari peringatan Hari Bhayangkara ke-79. Terima kasih kepada Kapolresta dan seluruh jajaran yang telah menyelenggarakan turnamen ini dengan sangat baik,” ungkap Wahyu.

Wahyu juga menyampaikan bahwa semangat seperti yang ditunjukkan Musyaffai salah satu pemain dari Tim. Persatuan Sepak Bola Ampultasi Malang (Persama) menjadi bukti bahwa semangat pantang menyerah tidak mengenal batas usia ataupun kondisi fisik.

“Kita semua patut belajar dari anak-anak dan para atlet disabilitas ini, karena mereka menunjukkan nilai-nilai sportivitas, semangat juang, dan persaudaraan yang luar biasa,” tambahnya.

Turnamen Kapolresta Cup Sepak Bola Amputasi tahun ini menjadi gelaran ke-2, dan diikuti oleh tim-tim amputasi dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Selain menjadi wadah kompetisi, acara ini juga menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran akan pentingnya inklusi dan dukungan bagi penyandang disabilitas di bidang olahraga.

Musyaffai sendiri kini menjadi simbol harapan baru. Di usia 10 tahun, ia tak hanya sedang mengejar mimpi pribadinya, tapi juga memberi inspirasi bagi banyak anak-anak lain di luar sana bahwa tak ada yang mustahil jika dijalani dengan tekad dan keberanian.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *