Olahraga

Bersaing dengan Atlet dari Seluruh Indonesia, Mahasiswa ITN Sukses di Kejuaraan Taekwondo Danlanud Iswahjudi Cup 2025

41
×

Bersaing dengan Atlet dari Seluruh Indonesia, Mahasiswa ITN Sukses di Kejuaraan Taekwondo Danlanud Iswahjudi Cup 2025

Share this article
Bersaing dengan atlet dari seluruh Indonesia, mahasiswa ITN sukses di Kejuaraan Taekwondo Danlanud Iswahjudi Cup 2025
Kontingen Taekwondo Institut Teknologi Nasional Malang, di Kejuaraan Taekwondo “Danlanud Iswahjudi Cup Taekwondo Championship 2025” di Madiun.(foto:sudutkota.id/ded)

Sudutkota.id – Prestasi membanggakan di kancah nasional kembali diraih oleh kontingen Taekwondo Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Mereka berhasil mendulang total 7 medali dalam Kejuaraan Taekwondo “Danlanud Iswahjudi Cup Taekwondo Championship 2025” di Madiun (18–19/10/2025). Bersaing dengan atlet dari seluruh Indonesia, mahasiswa ITN sukses pada kelas Kyorugi Senior Putra.

Raihan impresif ini terdiri dari empat medali emas dan tiga medali perak di kelas Kyorugi (tarung) Senior Putra. Kejuaraan bergengsi Tingkat Nasional Grade C ini diselenggarakan atas kerja sama Lanud Iswahjudi TNI AU, Pengurus Kota Taekwondo Indonesia Madiun, dan didukung oleh Pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia Jawa Timur, serta diikuti oleh 956 atlet dari seluruh Indonesia.

Medali Emas disumbangkan oleh:
1. Mehdi Satrio Hadi (Arsitektur ’24) – Medali Emas Kyorugi Senior Putra U82
2. Yonri Yonric Rahayaan (Teknik Informatika ’22) – Medali Emas Kyorugi Senior Putra U53A
3. Diantok Rifai (Teknik Informatika ’22) – Medali Emas Kyorugi Senior Putra U62
4. Marcelino Jastin Ohoitimur (Teknik Informatika ’24) – Medali Emas Kyorugi Senior Putra U63

Sementara itu, tiga medali perak berhasil diamankan oleh:
1. Michael Yonas Mae (Teknik Informatika ’22) – Medali Perak Kyorugi Senior Putra U53B
2. Vicka Humaidi (Teknik Sipil ’23) – Medali Perak Kyorugi Senior Putra U56
3. Fadhli Ilham Nafi’an Yuswono (Teknik Informatika ’23) – Medali Perak Kyorugi Senior Putra U58

Kisah Satrio: Evolusi dari Muaythai Menjadi Juara Taekwondo

Mehdi Satrio Hadi, salah satu peraih emas yang akrab disapa Satrio menceritakan perubahan besar dalam karirnya. Atlet asal Jember ini baru menekuni Taekwondo sejak kuliah di ITN, setelah sebelumnya aktif berlatih Muaythai.

“Karena dasarnya saya suka beladiri. Saya lihat waktu pertama kali masuk ITN langsung tertarik dengan UKM Taekwondo. Yang pasti berlatih bela diri untuk mempertahankan dan menjaga diri,” ujar Satrio, saat ditemui di Ruang Humas Kampus 1 ITN Malang, Kamis (23/10/2025).

Kemenangan Satrio di kelas U82 kali ini merupakan perbaikan signifikan dari kompetisi perdananya di Surabaya November 2024 lalu. “Dulu saya masih terbawa emosi, nafas dan tenaga banyak terkuras, dan banyak melakukan pelanggaran. Sekarang untuk fisik, taktik, dan strategi semakin lebih baik,” jelasnya.

Satrio, yang juga bekerja paruh waktu di gerai parfum ini mengaku kunci kemenangannya di final adalah fokus pada serangan kepala yang bernilai tiga poin, dan lima poin jika disertai putaran. Lawannya dari Jember bahkan sempat terkena tendangan hingga hidungnya mimisan. Pada babak pertama poin yang dihasilkan Satrio terpaut 12 poin hingga waktu habis.

“Saya belajar dari video evaluasi permainan lama, dan mempelajari strategi lawan. Latihan taekwondo di kampus dua kali seminggu, ditambah latihan di dojang milik alumni ITN,” tambahnya. Dojang tersebut adalah milik Amri Mahardika Pujana, alumnus ITN Malang sekaligus sabeum (pelatih) UKM Taekwondo.

Nafi’an: Mengatasi Rasa Takut di Pertandingan Perdana

Kisah inspiratif juga datang dari peraih perak, Fadhli Ilham Nafi’an Yuswono (Teknik Informatika ’23), yang sehari-hari merupakan Koordinator Laboratorium Pemrograman Teknik Informatika. Kejuaraan ini adalah yang pertama baginya.

Mahasiswa yang akrab disapa Nafi’an ini mengaku sempat bingung saat kali pertama bertanding, bahkan dia di detik-detik awal laga final sempat terkena pukulan di kepala oleh atlet dari Ponorogo. “Jujur waktu wasit bilang mulai, saya bingung mau bergerak bagaimana. Sampai diingatkan sabeum, kalau lawan agresif harus cepat di-counter,” cerita Nafian.

Akhirnya ia sadar dan bisa balas menendang hingga lawan sampai keluar arena. “Lumayan menaikkan semangat saya. Ternyata saya bisa melawan rasa takut,” ungkapnya. Pengalaman ini menguatkan keyakinannya bahwa energi saat latihan dan bertanding sangat berbeda.

UKM Taekwondo ITN Malang kini mengagendakan untuk bertanding di ajang yang lebih bergengsi di Yogyakarta dan Jakarta bulan depan, dan berharap dukungan penuh dari pihak kampus untuk terus mendukung potensi non-akademik mahasiswa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *