Sudutkota.id – Upaya pengurangan sampah di Kota Batu mulai menunjukkan hasil nyata. Sepanjang 2025, timbulan sampah berhasil ditekan menjadi 44.178,87 ton per tahun, turun signifikan dibandingkan 2024 yang mencapai 52.910,59 ton.
Penurunan ini menjadi sinyal kuat bergesernya pola pengelolaan sampah dari sekadar buang dan timbun menuju pengurangan sejak sumber.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Dian Fachroni, menyebut capaian tersebut lahir dari penguatan pengelolaan berbasis hulu dan meningkatnya keterlibatan masyarakat. Sampah kini tidak lagi bertumpu pada penimbunan di landfill, melainkan diolah setiap hari melalui sistem one day process di TPA.
“Sejak 2024 hingga 2025, tidak ada lagi penimbunan sampah di sel aktif. Semua diproses harian. Ini efektif menekan dampak lingkungan sekaligus memperpanjang usia TPA,” ujar Dian.
Dari sisi kinerja, pengurangan sampah pada 2025 mencapai 57,1 persen, sementara penanganan berada di angka 30,95 persen. Angka ini melonjak tajam dibandingkan 2024, ketika pengurangan sampah baru menyentuh 25,59 persen. Target pengurangan 30 persen pun terlampaui.
“Capaian tersebut ditopang oleh penguatan TPS3R berbasis masyarakat. Hingga 2025, terdapat 21 TPS3R yang mengelola rata-rata 44,42 ton sampah per hari, meningkat dari 2024 yang hanya memiliki 19 TPS3R dengan pengelolaan 31,07 ton per hari,” tambahnya.
Seluruh TPS3R ditetapkan melalui SK kepala desa atau lurah sebagai bagian dari desentralisasi pengelolaan sampah. Selain itu, Bank Sampah Induk (BSI) eLHa Kota Batu turut berperan melayani instansi, sekolah, hingga warga.
Tahun 2026, DLH Kota Batu akan memfokuskan percepatan pengelolaan sampah melalui peningkatan peran masyarakat, desentralisasi, serta penguatan sarana prasarana. “Pengelolaan sampah harus menjadi budaya bersama, bukan sekadar program,” ujarnya.
Rata-rata sampah terkelola melalui BSI mencapai 0,047 ton per hari, didukung 232 Bank Sampah Unit yang tersebar di desa dan kelurahan.
“Ekosistem ini diperkuat oleh Komunitas Usaha Daur Ulang (KUDU) serta 20 pengepul resmi yang telah ditetapkan DLH,” ucapnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu Nurochman menegaskan bahwa pengelolaan sampah merupakan komitmen jangka panjang yang harus dijalankan secara konsisten dan kolaboratif.
“Dengan langkah terukur dan sinergi semua pihak, persoalan sampah bisa diselesaikan bertahap,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari rumah tangga. Menurutnya, pemilahan sejak sumber bukan hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga membuka nilai ekonomi bagi masyarakat.
“Sepanjang 2025, komitmen lingkungan Kota Batu juga tercermin dari berbagai penghargaan, mulai Sekolah Adiwiyata, Program Kampung Iklim (Proklim), Eco Pesantren, hingga Desa dan Kelurahan Berseri,” tuturnya.




















