Sudutkota.id – Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) menggelar kegiatan KOPI SENJA (Koordinasi dan Sinergitas Bersama Forkopimda) di Ruang Sidang Balai Kota Malang.
Forum ini difokuskan pada penguatan kesiapsiagaan menghadapi potensi kerawanan saat Nataru, terutama terkait bencana alam, kemacetan dan keamanan wilayah.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor karena Kota Malang tengah memasuki musim hujan dengan risiko bencana hidrometeorologi yang meningkat.
“Bencana alam ini perlu kita sosialisasikan kepada seluruh unsur Forkopimda dan masyarakat. Antisipasi harus dilakukan mulai dari tingkat kota, kecamatan, hingga kelurahan. Masukan-masukan dari Forkopimda sangat penting untuk langkah mitigasi,” ujarnya.
Wahyu juga menyoroti beberapa kejadian sebelumnya, termasuk luapan air yang disebabkan oleh tumpukan sampah.
“Kami sudah melakukan pembersihan di sejumlah titik rawan sumbatan. Namun masyarakat juga harus sadar bahwa sebagian besar sampah berasal dari warga. Bila intensitas hujan tinggi, dan sampah kembali menumpuk, risiko banjir bisa terulang,” tambahnya.
Selain bencana alam, Pemkot Malang juga menyiapkan pola pengaturan lalu lintas dan antisipasi kerawanan sosial selama libur panjang. Menurutnya, kenyamanan warga maupun wisatawan harus menjadi prioritas.
Dari sisi keamanan dan lalu lintas, Kabag Ops Polresta Malang Kota, Kompol Wiwin Rusli, memaparkan sejumlah langkah strategis untuk menghadapi lonjakan aktivitas masyarakat selama libur Nataru. Pada tahun ini, Polresta Malang Kota meningkatkan jumlah pos pengamanan.
“Tahun sebelumnya pos pengamanan ada tiga, kini menjadi lima. Pos pantau juga ditambah menjadi dua titik,” jelasnya.
Polresta juga mengaktifkan Posko Tanggap Bencana, menyusul kejadian luapan air dan pohon tumbang yang beberapa kali terjadi di Kota Malang.
“Khusus penanganan bencana, posko sudah aktif sejak kemarin. Personel kami standby dan bergerak cepat bila terjadi kejadian darurat,” katanya.
Terkait potensi kemacetan, Polresta menyiagakan Tim Urin (Unit Reaksi Cepat) yang akan bergerak di sejumlah titik krusial, termasuk jalur wisata menuju Kota Batu serta pusat-pusat kuliner yang ramai dikunjungi wisatawan.
“Operasi Nataru dimulai tanggal 20 Desember. Namun untuk penanganan bencana, personel sudah siaga sejak beberapa hari lalu,” ungkap Wiwin.
Untuk menghadapi potensi pohon tumbang dan penanganan evakuasi, Polresta telah melakukan koordinasi dengan Brimob.
“Brimob selalu siap di-BKO sesuai SOP. Tim SAR Brimob dengan satu pleton personel siap diterjunkan kapan pun diperlukan,” ujarnya.
Selain Brimob, Polresta juga berkolaborasi dengan BPBD Kota Malang dalam satu posko gabungan berisi sekitar 30 personel.
Melalui forum KOPI SENJA, Pemkot Malang dan seluruh unsur Forkopimda memastikan bahwa sistem mitigasi dan keamanan selama Nataru berjalan maksimal. Mulai dari kesiapan posko bencana, pengaturan lalu lintas, hingga kolaborasi penanganan darurat, seluruhnya telah dipetakan untuk menjaga kenyamanan masyarakat.
Pemkot juga kembali mengimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, mengingat peran masyarakat sangat penting dalam mencegah banjir.




















