Sudutkota.id – Memperingati Hari Juang TNI AD, Kodim 0833 Kota Malang turun langsung ke Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, untuk melakukan karya bakti normalisasi sungai dan pembersihan drainase. Aksi ini menjadi langkah konkret mengatasi banjir yang berulang setiap musim hujan di wilayah tersebut, Jumat (12/10/2025).
Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Inf Dedy Aziz, mengatakan kegiatan ini merupakan respon cepat terhadap keluhan warga dan laporan kelurahan mengenai luapan air yang makin sering terjadi.
“Banyak laporan dari masyarakat dan lurah tentang banjir saat hujan deras. Karena itu kami bergerak untuk membantu penanganannya,” ujarnya
Normalisasi sungai menjadi fokus utama karya bakti. Danramil Lowokwaru, Kapten Faisal Pelu, menjelaskan bahwa sejumlah titik mengalami penyempitan dan pendangkalan akibat sampah, tanah, serta ranting yang menghambat laju air.
“Kami prihatin melihat warga berulang kali terdampak banjir. Maka kami lakukan normalisasi agar aliran kembali lancar,” jelasnya.
Salah satu titik yang dianggap paling menghambat adalah bangunan WC umum yang berdiri tepat di atas drainase. Setelah dilakukan musyawarah dengan warga dan kelurahan, bangunan tersebut diputuskan untuk dibongkar.
“Sudah disepakati bersama, bangunan itu akan dibongkar supaya drainase terbuka dan air bisa mengalir normal,” tegas Faisal.
Ia menambahkan bahwa proses normalisasi dilakukan berantai hingga ke kawasan Perumahan Permata Jingga agar penanganan tidak terputus di tengah jalan.
Karya bakti ini melibatkan banyak pihak, mulai dari TNI, Polri, perangkat kecamatan, kelurahan, kampung tangguh, SMK Maharani, serta warga sekitar yang bergotong royong membantu pembersihan.
Lurah Tunggulwulung, Imbran, mengatakan banjir yang terjadi sehari sebelumnya cukup parah dan membuat warga langsung turun melakukan penanganan darurat.
“Air kemarin meluap dari atas jembatan. Warga langsung kerja bakti menaikkan sedimen dan membersihkan jalur air,” tuturnya.
Selain sungai, jalur air menuju embung di Jalan Angklung disebut mengalami pendangkalan cukup serius. Pihak kelurahan bersama BU, LH, dan elemen masyarakat telah merencanakan pengerukan untuk mengembalikan kapasitas tampungan.
“Aliran ke embung ini sudah dangkal. Nanti akan dikeruk agar alirannya kembali maksimal,” ujar Imbran.
Ia juga menyebut bahwa DPUPRPKP Provinsi akan memasang pintu air di embung sebagai alat kontrol debit air agar banjir tidak mudah terjadi.
“Jika pintu air sudah terpasang, air bisa dikendalikan saat hujan deras sehingga potensi banjir bisa ditekan,” tambahnya.
Sambil menunggu pengerjaan besar selesai, perangkat kelurahan bersama relawan bergerak membersihkan drainase permukiman sebagai langkah cepat mencegah air masuk ke rumah warga.




















