Pendidikan

Berkat Pelatihan Komposter Biodryer dari Polinema, Warga Tulusbesar Mulai Kelola Sampah Sendiri

39
×

Berkat Pelatihan Komposter Biodryer dari Polinema, Warga Tulusbesar Mulai Kelola Sampah Sendiri

Share this article
Politeknik Negeri Malang (Polinema) mendorong kemandirian lingkungan di Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang melalui pelatihan pembuatan komposter Biodryer yang digelar pada Kamis (6/11). Pelatihan ini menjadi langkah nyata untuk membantu warga mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos yang bisa langsung dimanfaatkan.
Kegiatan Pelatihan Komposter Biodryer dari Polinema.

Sudutkota.id– Politeknik Negeri Malang (Polinema) mendorong kemandirian lingkungan di Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang melalui pelatihan pembuatan komposter Biodryer yang digelar pada Kamis (6/11). Pelatihan ini menjadi langkah nyata untuk membantu warga mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos yang bisa langsung dimanfaatkan.

Pelatihan berlangsung interaktif, menghadirkan penjelasan teori dan praktik langsung mengenai cara merakit serta mengoperasikan komposter Biodryer. Alat ini bekerja dengan prinsip aerasi dan pengeringan alami sehingga proses penguraian sampah dapat berlangsung lebih cepat tanpa memerlukan peralatan rumit.

Ketua tim pengabdian, Dr. Windi Zamrudy, M.Biotech, M.Pd., menjelaskan bahwa pilihan pada komposter model Biodryer didasari pada kemudahan penggunaan dan efisiensi. Ia juga menegaskan bahwa desainnya dapat direplikasi siapa pun.

“Model ini sangat cocok untuk skala rumah tangga dan komunitas. Selain mengurangi volume sampah, hasil kompos dan pupuk cairnya bisa dimanfaatkan langsung untuk pertanian dan tanaman pekarangan,” ungkapnya.

Dr. Ir. Eko Naryono, MT, sebagai penggagas ide desain Biodryer, menambahkan bahwa alat tersebut dirancang agar bisa dibuat dari bahan yang sangat mudah dijumpai di lingkungan sekitar. Dalam sesi praktik, warga membuat komposter menggunakan ember plastik bekas cat, kran PVC, drat, mur toren, dan sealant.

“Mereka juga belajar memilah sampah organik, mengatur kelembapan, memanen kompos, dan mengumpulkan lindi untuk pupuk cair,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tulusbesar menyambut hangat antusiasme warga. Ia menyebut kegiatan ini sebagai dorongan penting bagi desa yang selama ini masih menghadapi persoalan pengelolaan sampah.

“Kami sangat berterima kasih kepada Polinema. Pelatihan ini membuka wawasan warga tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar. Harapannya, setiap RT bisa memiliki komposter sendiri dan dapat menjadi langkah awal dalam membentuk sistem pengelolaan sampah secara komunal,” ungkapnya.

Beberapa warga bahkan menyampaikan ketertarikan untuk menjadikan pengolahan kompos sebagai peluang usaha kecil. Polinema sendiri berkomitmen melakukan pendampingan lanjutan sekaligus memantau penerapan komposter di rumah warga.

Melalui pelatihan ini, Polinema berharap Desa Tulusbesar dapat berkembang menjadi desa percontohan pengelolaan sampah organik mandiri di Kabupaten Malang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *