Daerah

Dewan Dorong Penguatan Mitigasi dan Penambahan Early Warning System di Kota Malang

40
×

Dewan Dorong Penguatan Mitigasi dan Penambahan Early Warning System di Kota Malang

Share this article
Dewan Dorong Penguatan Mitigasi dan Penambahan Early Warning System di Kota Malang
Ginanjar Yoni Wardoyo, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Malang, saat diwawancarai sudutkota.id.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Malang, Ginanjar Yoni Wardoyo, menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di akhir tahun 2025. Hal tersebut disampaikan usai mengikuti apel dan simulasi kebencanaan bersama relawan serta BPBD Kota Malang, Sabtu (15/11/2025).

Menurut Ginanjar, mitigasi adalah langkah pertama dan paling mendasar yang harus terus diperkuat oleh seluruh elemen. Tidak hanya BPBD, tetapi juga Kelurahan Tangguh, kecamatan, organisasi masyarakat, hingga relawan kebencanaan.

“Mitigasi itu hal pertama yang harus dilakukan. Semua elemen harus berperan—kelurahan, kecamatan, relawan, dan masyarakat. Kota Malang punya potensi bencana yang harus diantisipasi sejak dini,” ujarnya.

Ia menyebut akhir tahun selalu menjadi periode rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan pohon tumbang. Dengan adanya apel dan simulasi, diharapkan masyarakat semakin paham apa yang harus dilakukan ketika bencana datang.

Ginanjar menyebut simulasi tidak boleh berhenti pada acara seremonial. Setelah kegiatan di lapangan, relawan dan masyarakat didorong melanjutkan aksi nyata seperti pembersihan lingkungan, penataan saluran air, dan edukasi mitigasi.

“Habis simulasi, harus ada tindak lanjut. Pembersihan lingkungan, penataan saluran, dan langkah-langkah kecil yang bisa mengurangi risiko. Ini tugas bersama,” tegasnya.

Ginanjar juga menyinggung pentingnya Early Warning System (EWS) sebagai alat vital dalam mitigasi. Ia menyebut DPRD telah berkomunikasi dan menganggarkan tambahan EWS untuk beberapa titik rawan.

Namun begitu, ia menilai jumlah EWS saat ini masih perlu ditambah sekaligus dirawat secara berkala.

“EWS kita masih butuh penambahan. Perawatannya juga tidak murah, tapi sangat penting karena sistem ini terhubung dan bekerja secara otomatis. Kalau anggarannya dikurangi, dampaknya bisa besar,” jelasnya.

Menurutnya, penguatan EWS harus menjadi komitmen jangka panjang agar Kota Malang lebih siap menghadapi bencana.

Selain dukungan APBD, Ginanjar juga membuka peluang kolaborasi dari sektor swasta. Ia mendorong Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan untuk berperan dalam pengadaan peralatan mitigasi, penguatan titik evakuasi, hingga dukungan logistik.

“Kita bisa manfaatkan semua elemen, termasuk CSR. Banyak perusahaan yang sebenarnya siap membantu. Tinggal kita sinergikan saja,” katanya.

Ginanjar menegaskan bahwa Kota Malang merupakan wilayah dengan kerawanan bencana cukup tinggi. Gempa bumi, tanah longsor, banjir, hingga cuaca ekstrem harus menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat.

“Kesiapsiagaan itu bukan pilihan, tapi keharusan. Kita harus mampu merespon cepat, bertindak tepat, dan bekerja solid. Itu kunci mengurangi risiko bencana,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *