Daerah

Warga Mulai Gerah, Dua Pekan Jembatan Sonokembang Ambrol Tak Kunjung Diperbaiki

22
×

Warga Mulai Gerah, Dua Pekan Jembatan Sonokembang Ambrol Tak Kunjung Diperbaiki

Share this article
Kondisi Jembatan Sonokembang di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, tampak belum tersentuh perbaikan pasca ambrol dua pekan lalu. (Foto: Sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Sudah dua pekan sejak Jembatan Sonokembang di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, mengalami ambrol pada bagian pondasi bawahnya akibat hujan deras. Namun hingga kini, belum tampak tanda-tanda perbaikan dari pihak Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang.

Kondisi ini mulai menimbulkan keresahan warga sekitar. Sebab, jembatan tersebut merupakan akses vital penghubung antarwilayah, terutama bagi warga yang setiap hari melintas menuju pusat kota maupun kawasan industri di sekitar Blimbing.

“Kalau tidak segera diperbaiki, warga semakin terisolasi. Harus muter jauh setiap hari,” keluh Ari salah satu warga Pandanwangi kepada Sudutkota, Selasa (28/10/2025).

Sebelumnya, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat meninjau lokasi ambrolnya jembatan pada 11 Oktober 2025, sempat menegaskan bahwa perbaikan Jembatan Sonokembang akan menjadi prioritas menggunakan dana Biaya Tidak Terduga (BTT), mengingat tingkat kedaruratannya yang cukup tinggi.

Namun, rencana itu kini terganjal oleh keterbatasan anggaran. Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, menjelaskan bahwa hasil kajian menunjukkan anggaran BTT yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan perbaikan total jembatan.

“Dari anggaran BTT itu hanya ada sekitar 2 miliar rupiah, sementara kebutuhan untuk perbaikan total mencapai 5,3 miliar rupiah,” ujar Dandung, Selasa (28/10/2025).

Karena itu, Pemkot Malang bersama Sekretaris Daerah akhirnya memutuskan membangun jembatan darurat menggunakan Jembatan Bailey sebagai solusi sementara.

“Kami akan gunakan skema sewa Jembatan Bailey. Teman-teman juga sudah koordinasi dengan Balai Besar Provinsi untuk teknisnya,” lanjut Dandung.

Ia menambahkan, selain keterbatasan dana, waktu pelaksanaan juga menjadi kendala utama. Proses pengadaan jembatan baru membutuhkan waktu hingga 45 hari kerja, sehingga tidak memungkinkan diselesaikan dalam tahun ini.

“Kendalanya ada di anggaran dan waktu yang mepet. Karena ini bencana, tidak ada alokasi sebelumnya di APBD,” ungkapnya.

Sebagai langkah cepat, Pemkot Malang akan menggunakan sisa anggaran BTT untuk menyewa Jembatan Bailey selama 7–8 bulan ke depan, agar masyarakat tidak terlalu lama terisolasi.

“Untuk saat ini, anggaran BTT kita pakai untuk sewa jembatan darurat. Pembangunan permanen nanti menunggu alokasi baru,” tegas Dandung.

Ia memastikan proses pengerjaan akan dimulai dalam waktu dekat. Tahap awal akan difokuskan pada pembersihan area, pembongkaran sisa material, dan pembuatan plendes atau dudukan untuk pemasangan jembatan darurat tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *