Daerah

DLH Kota Malang Gencar Tutup TPS Liar, Angkat 2 Ton Sampah Sungai dan Ubah Pola Pikir Warga

42
×

DLH Kota Malang Gencar Tutup TPS Liar, Angkat 2 Ton Sampah Sungai dan Ubah Pola Pikir Warga

Share this article
DLH Kota Malang Gencar Tutup TPS Liar, Angkat 2 Ton Sampah Sungai dan Ubah Pola Pikir Warga
Anggota Komisi XII DPR RI, Moreno Soeprapto bersama Plt Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matodang, jajaran Dinas Lingkungan Hidup, dan perwakilan masyarakat saat menyerahkan bantuan alat pengelolaan sampah.(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Dari ruang diskusi di kafe hingga ke bantaran sungai, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang terus bergerak mewujudkan kota yang bersih dan bebas sampah. Upaya itu tak hanya lewat sosialisasi, tapi juga aksi nyata di lapangan. Mulai dari menutup TPS liar, memperkuat edukasi warga, hingga menyalurkan bantuan alat pengelolaan sampah.

Semangat itu terlihat dalam kegiatan Sosialisasi Pengurangan Sampah dan Pembinaan Kelompok Masyarakat yang digelar di NK Café Malang, Sabtu (25/10/2025) sore kemarin.

Kegiatan tersebut menjadi ajang penguatan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas peduli lingkungan dalam menekan timbulan sampah rumah tangga.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matodang, menegaskan bahwa persoalan sampah di Kota Malang kini bukan lagi soal fasilitas, tapi soal kesadaran.

“Dari hasil pengamatan kami, sekitar 1 persen atau kurang lebih 6,9 ton sampah per hari masih dibuang sembarangan, baik di sungai maupun lahan kosong,” jelas Raymond.

Menurutnya, perilaku membuang sampah sembarangan menjadi pemicu munculnya TPS liar di berbagai titik. Karena itu, DLH bersama masyarakat bergerak cepat menutup lokasi-lokasi yang selama ini digunakan warga untuk membuang sampah tidak pada tempatnya.

Salah satu titik yang kini sudah dibersihkan adalah Kelurahan Bumiayu, di mana warga sebelumnya terbiasa membuang sampah di pinggir sungai.

“Kami tutup, kami uruk tanah, kami pasang bambu penahan dan papan larangan. Jadi tidak ada alasan lagi untuk membuang sampah di situ,” tegasnya.

Momentum tersebut juga berlanjut pada World Clean Up Day 28 Oktober lalu. Dalam kegiatan itu, DLH bersama relawan dan komunitas lingkungan berhasil mengangkat sekitar 2 ton sampah dari aliran sungai di kawasan Bandulan.

Raymond menambahkan, menjaga kebersihan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama.

“Kalau kita membuang sampah ke sungai, mungkin wilayah kota terlihat bersih, tapi dampaknya dirasakan warga di hilir, seperti di Kabupaten Malang. Sungai itu satu aliran,” ujarnya.

Selain pembinaan, DLH juga memberikan dukungan nyata berupa bantuan alat pengelolaan sampah kepada masyarakat. Bantuan tersebut diserahkan melalui Anggota Komisi XII DPR RI, Moreno Soeprapto, yang turut hadir dalam kegiatan lingkungan di Kota Malang.

Bantuan itu terdiri dari delapan unit motor sampah, delapan belas unit tempat sampah, tiga unit komposter, empat puluh lima unit biopori, empat unit bor tanah, dan enam puluh unit keranjang takakura.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat sistem pengelolaan sampah di tingkat masyarakat, sekaligus menjadi dorongan nyata agar warga semakin aktif memilah dan mengolah sampah dari rumah.

Tak berhenti di situ, DLH juga tengah memaksimalkan TPST Buring, yang akan menjadi pusat pengolahan sampah untuk wilayah Tunjungsekar dan Muharto.

“Dengan beroperasinya TPST Buring, kami ingin pengelolaan sampah lebih efisien dan bisa diolah hingga benar-benar habis tanpa harus dikirim jauh ke Supiturang,” tambah Raymond.

DLH pun terus mengimbau para pedagang, terutama di kawasan pasar, agar membuang sampah sesuai jadwal antara pukul 06.00–11.00 WIB, supaya pengangkutan berjalan lancar dan tidak menimbulkan penumpukan.

“Kalau semua pihak tertib dan peduli, mulai dari rumah tangga hingga pedagang, maka impian Kota Malang bersih bukan hanya slogan, tapi kenyataan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *