Daerah

19 April Dicanangkan Sebagai Hari Keris Nasional

137
×

19 April Dicanangkan Sebagai Hari Keris Nasional

Share this article
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mencanangkan tanggal 19 April sebagai Hari Keris Nasional. Pencanangan ini dideklarasikan pada Event Internasional Brawijayan Mondiacult di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, 18 hingga 20 April 2025.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, saat mencanangkan Hari Keris Nasional, di Universitas Brawijaya Malang, Sabtu (19/4/2025).(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mencanangkan tanggal 19 April sebagai Hari Keris Nasional. Pencanangan ini dideklarasikan pada Event Internasional Brawijayan Mondiacult di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, 18 hingga 20 April 2025.

Fadli Zon menyatakan, penetapan tanggal tersebut bertepatan dengan berdirinya Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia.

“Kami mencanangkan 19 April sebagai Hari Keris Nasional sejalan dengan digelarnya pertama kali sekretariat ini, yang terakreditasi sebagai satu dari enam organisasi di UNESCO, sekaligus bagian upaya bersama melestarikan budaya,” kata Fadli Zon, Sabtu (19/4/2025).

Dia berharap, dengan momen khusus ini, generasi muda Indonesia lebih memahami keris sebagai bagian integral dari budaya bangsa. Sekaligus menjadi pintu gerbang bagi mereka, untuk ikut melestarikan budaya.

“Di tengah kekayaan budaya bangsa yang begitu besar, kami berharap keris, juga wayang dan banyak lagi ragam budaya bisa tetap lestari,” ujarnya.

Untuk diketahui, keris telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda sejak 25 November 2005 lalu. Dan menetapkan Keris sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Namun sejak pengakuan itu, Indonesia belum memiliki Hari Keris Nasional secara resmi. Berbeda dengan Hari Batik atau Hari Wayang yang sudah ditetapkan pemerintah sebelumnya.

Baca Juga :  Transparansi Industri Tembakau jadi Fokus, Diskoperindag Kota Malang Gelar Bimtek SIINas

Di momen Brawijayan Mondiacult ini, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Kebudayaan RI dengan Universitas Brawijaya. Ini sekaligus menjajaki kerja sama antara Universitas Brawijaya dengan UNESCO.

Usai penandatanganan MoU antara Kementerian Kebudayaan RI dengan Universitas Brawijaya, Menteri Kebudayaan menemui para seniman dan budayawan di Pasar Seni Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Kepada para seniman dan budayawan Fadli Zon mengajak mereka untuk menjadikan budaya asli bukan hanya sekadar pekerjaan baru. Tetapi sebagai sebuah kekuatan.

“Kekuatan budaya. Inilah yang saya kira harus kita inginkan, bahwa budaya itu menjadi peningkat, penuh satu, dan karena itu mungkin dalam bahasa yang lebih anak muda sekarang ini disebut sebagai the power of culture,” jelasnya.

Budaya ini, lanjut dia, akan membentuk identitas dan jati diri bangsa. Sehingga bisa menjadikan budaya ini sebuah kekayaan yang benar-benar Nasional Treasure.

“Saya berharap apresiasi masyarakat semakin meningkat, semakin tinggi terhadap budaya. Kalau kita lihat di berbagai negara, selalu budaya dan peradaban itu menjadi etalase di depan. Bagi para tamu, pengunjung-pengunjung di negara-negara muslim,” bebernya.

Menurut politisi Gerindra ini, kerja kebudayaan dari yang masa lalu sampai yang masa depan. Dari yang 1,8 juta tahun fosil-fosil manusia purba, sampai yang budaya populer, popular culture, pop culture. Termasuk di dalamnya adalah film, musik, seni pertunjukan, dan lain-lain.

Baca Juga :  Kadindik Jatim Minta Tak Ada Perundungan dan Kekerasan di Kasus Dugaan Penganiayaan oleh Guru kepada Siswa Kota Malang

Lebih lanjut, Menbud berharap Hari Keris Nasional dapat menjadikan keris sebagai salah satu alat diplomasi internasional bagi Indonesia.

“Jadi, Pak Prabowo saat sebagai Menhan dan sampai sekarang sebagai presiden sering kali menghadiahi pimpinan negara dengan keris. Saya rasa keris ini bisa menjadi perwakilan bangsa kita,” tandasnya.

Di bagian lain, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan, Pemkot Malang sangat terhormat bisa menjadi tuan rumah dari pencanangan Hari Keris Nasional bersama Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Universitas Brawijaya. Apalagi momentumnya tepat HUT Kota Malang ke-111 tahun.

“Di awal tadi kami pada sesi di UB juga menyampaikan pada Bapak Menteri bahwa salah satu visi misi saya itu berkaitan dengan budaya.Visi misi saya MBOIS MAJU, bahwa M-nya mandiri, B-nya itu budaya. Dan itulah merupakan satu visi misi saya untuk bisa menyebabkan budaya-budaya nanti ada di Kota Malang,” ujar Wahyu.(mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *