Daerah

Wali Kota Wahyu: Santri Harus Jadi Pelaku Sejarah Baru, Bukan Penonton Perubahan

13
×

Wali Kota Wahyu: Santri Harus Jadi Pelaku Sejarah Baru, Bukan Penonton Perubahan

Share this article
Wali Kota Wahyu: Santri Harus Jadi Pelaku Sejarah Baru, Bukan Penonton Perubahan
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat berjalan bersama jajaran Forkopimda usai upacara peringatan Hari Santri Nasional 2025 di halaman Balai Kota Malang, Rabu (22/10/2025).(foto:sudutkota.id/mit)

Sudutkota.id – Semangat Hari Santri Nasional 2025 menggema di Kota Malang. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyerukan agar santri masa kini tak hanya menjaga tradisi, tapi juga menjadi motor kemajuan bangsa di era digital.

Dalam amanatnya yang bersumber dari pesan Kementerian Agama RI melalui Prof. Nassaruddin Umar, Wahyu menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar seremoni, melainkan momentum memperkokoh peran santri sebagai penjaga moral dan pendorong peradaban dunia.

Sebelum menyampaikan pesan utama, Wahyu menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya 47 santri dalam musibah di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo.

“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan,” ucapnya haru.

Wahyu kemudian mengingatkan, Hari Santri memiliki akar sejarah kuat dari Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, yang menjadi tonggak perjuangan santri mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Santri hari ini tak boleh hanya jadi penonton perubahan. Mereka harus menjadi pelaku sejarah baru yang membawa nilai Islam rahmatan lil alamin, untuk membangun dunia yang damai dan berkeadilan,” tegasnya.

Dengan mengusung tema “Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia,” Wahyu menilai, santri kini memiliki peran strategis. Bukan hanya menjaga warisan bangsa, tapi juga membawa Indonesia tampil di panggung dunia.

Ia menyebut perhatian pemerintah terhadap pesantren semakin nyata. Mulai dari UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, Perpres Nomor 82 Tahun 2021 tentang pendanaan pesantren, hingga program Makan Bergizi Gratis dan Cek Kesehatan Gratis bagi santri.

“Ini sejarah baru. Untuk pertama kalinya, pesantren menjadi bagian dari prioritas pembangunan nasional. Santri harus sehat, cerdas, dan kuat untuk mengabdi pada negeri,” ujar Wahyu.

Menurutnya, negara berutang budi pada pesantren dan para santri yang selama ini menjadi benteng moral bangsa. “Negara tidak menutup mata atas jasa pesantren. Santri adalah penjaga nilai dan karakter bangsa,” katanya.

Atas nama Kementerian Agama, Wahyu juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden RI Prabowo Subianto atas berbagai kebijakan yang memberi ruang besar bagi penguatan pesantren dan pemberdayaan santri.

Menutup pesannya, Wahyu mengajak seluruh santri untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Santri sekarang harus menguasai kitab kuning sekaligus teknologi, sains, dan bahasa dunia. Dunia digital harus jadi ladang dakwah baru,” ujarnya.

Ia menegaskan, santri masa kini harus berilmu, berakhlak, dan berdaya. “Rawatlah tradisi pesantren, tapi peluklah inovasi zaman. Tunjukkan bahwa santri bisa jadi solusi, bukan sekadar penonton,” pesan Wahyu.

Wali Kota Malang itu menutup dengan pesan optimistis. “Barang siapa menanam ilmu, ia menanam masa depan. Hormati guru, cintai kiai, dan cintai tanah air. Dari tangan santrilah masa depan Indonesia akan lahir,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *