Sudutkota.id – Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Kapolresta Cup 2025 menghadirkan sesuatu yang berbeda dan menggugah hati. Turnamen sepak bola amputasi digelar di Lapangan Mini Gajayana, Klojen, Kota Malang, dan sukses menarik perhatian publik.
Salah satu momen istimewa adalah kehadiran Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, yang secara langsung menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
“Ini bukan sekadar pertandingan. Ini adalah panggung untuk menunjukkan semangat, daya juang, dan keberanian. Saya sangat mengapresiasi Kapolresta beserta seluruh jajarannya karena sudah menginisiasi kegiatan luar biasa ini,” kata Wahyu saat membuka final turnamen, Sabtu (21/6/2025).
Wahyu juga menggarisbawahi kemenangan tim Persama Malang yang berhasil mengalahkan juara bertahan dari Jember. Ia menilai kemenangan ini bukan hanya soal skor, tetapi juga soal proses pembinaan dan semangat kebersamaan yang luar biasa dari para pemain.
Mereka, menurut Wahyu, adalah simbol harapan dan inspirasi bagi masyarakat Kota Malang.
“Turnamen ini menunjukkan bahwa disabilitas bukanlah batasan untuk meraih prestasi. Justru dengan keterbatasan itu, mereka mengajarkan kita tentang ketekunan dan keberanian,” tambahnya.
Wali kota juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari perhatian pemerintah kota terhadap pembinaan olahraga inklusif. Ia menyebut adanya berbagai kompetisi, mulai dari level regional hingga nasional, seperti Piala Menpora, sebagai jalur pembinaan berkelanjutan bagi para atlet difabel.
“Pemkot siap mendukung penuh, termasuk menyediakan sarana latihan gratis dan fasilitas yang layak. Kita ingin teman-teman dari komunitas olahraga disabilitas ini punya tempat yang nyaman untuk berlatih, berkembang, dan bersinar,” ujar Wahyu dengan nada tegas.
Tak hanya itu, salah satu peserta yang menyita perhatian adalah seorang anak berusia 10 tahun yang turut bertanding. Keikutsertaannya menjadi simbol penting bahwa pembinaan atlet disabilitas harus dimulai sejak dini. Meski mengalami keterbatasan fisik, anak ini tetap semangat bermain sepak bola dan menunjukkan permainan yang atraktif.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, yang turut hadir, menegaskan bahwa dukungan terhadap atlet disabilitas tidak boleh berhenti di satu momen saja.
“Kegiatan seperti ini harus terus digelar. Ini bukan hanya soal olahraga, tapi juga soal membangun mental, semangat nasionalisme, dan karakter generasi muda. Kami ingin semua warga Kota Malang, tanpa terkecuali, punya kesempatan yang sama dalam berolahraga,” jelas Baihaqi.
Ia juga menyoroti pentingnya pendekatan sosial dan edukatif kepada keluarga dan lingkungan agar penyandang disabilitas lebih percaya diri untuk berpartisipasi.
“Masih ada tantangan dalam hal itu. Tapi dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan media, saya optimis kita bisa mewujudkan ekosistem olahraga yang benar-benar inklusif,” tambahnya.
Turnamen sepak bola amputasi Kapolresta Cup ini menjadi bukti bahwa olahraga bisa menjadi ruang yang menyatukan semua elemen masyarakat, tanpa memandang batasan fisik.
Semangat, solidaritas, dan kerja sama yang ditunjukkan para pemain menjadi inspirasi nyata bagi warga Kota Malang dan Indonesia pada umumnya.(mit)