Daerah

Teguran 1.011 Kali, Satlantas Bangun Kesadaran Berlalu Lintas Lewat Edukasi Humanis

75
×

Teguran 1.011 Kali, Satlantas Bangun Kesadaran Berlalu Lintas Lewat Edukasi Humanis

Share this article
Teguran 1.011 Kali, Satlantas Bangun Kesadaran Berlalu Lintas Lewat Edukasi Humanis
Tidak langsung menindak, petugas lebih memilih menegur dan memberi pemahaman langsung di lapangan.(foto:dok.Humas Polres Malang)

Sudutkota.id – Operasi Patuh Semeru 2025 bukan sekadar razia lalu lintas biasa. Di balik 1.011 teguran yang telah diberikan hingga hari keempat, Satlantas Polres Malang mengedepankan pendekatan edukatif dan humanis demi menciptakan budaya tertib berlalu lintas.

“Kami tidak sekadar menindak, tapi juga membangun kesadaran kolektif masyarakat,” ujar Kasatlantas Polres Malang, AKP Muhammad Alif Chelvin, Kamis (17/7/2025).

Sejak digelar pada 14 Juli 2025, operasi ini menyasar pelanggaran yang dianggap berpotensi membahayakan pengguna jalan. Mulai dari tidak memakai helm hingga membawa muatan berlebih.

Namun alih-alih langsung menilang, Satlantas lebih memilih menegur dan memberi pemahaman langsung di lapangan. “Kalau masih bisa diedukasi, kami tegur saja, tidak harus ditilang,” tegasnya.

Tindakan itu bukan tanpa alasan. Menurut AKP Chelvin, masih banyak pengendara yang tidak sadar bahwa mereka melanggar aturan lalu lintas. Teguran menjadi momen untuk berdialog, menyampaikan risiko, dan membangun empati antar pengguna jalan.

“Banyak pengendara yang justru berterima kasih setelah kami beri penjelasan,” katanya.

Setiap hari, data pelanggaran dikumpulkan dan dianalisis oleh tim Satlantas. Hasilnya digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan efektivitas operasi dan memperkuat titik-titik edukasi.

“Kami tidak hanya fokus pada jumlah pelanggar, tapi juga pada kualitas komunikasi yang terbangun,” jelas AKP Chelvin.

Dalam operasi ini, petugas juga diinstruksikan untuk selalu bersikap ramah dan tidak memancing emosi pengendara. Humanisme menjadi prinsip dasar dalam setiap tindakan yang diambil di lapangan.

“Kami ingin masyarakat merasa diperlakukan sebagai mitra, bukan sebagai musuh,” tutur Kasatlantas.

Upaya membangun kesadaran ini juga ditopang oleh sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) yang tetap berjalan untuk pelanggaran yang terekam kamera. Sementara di lapangan, pendekatan persuasif menjadi senjata utama Satlantas Polres Malang.

“ETLE tetap kami gunakan, tapi sentuhan manusia lebih efektif untuk jangka panjang,” imbuhnya.

Operasi Patuh Semeru 2025 akan berlangsung hingga 27 Juli mendatang. AKP Chelvin pun mengajak masyarakat untuk menjadikan momen ini sebagai titik balik kesadaran berlalu lintas.

“Tertib di jalan bukan untuk kami, tapi demi keselamatan Anda sendiri,” pungkasnya.(ris)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *