Sudutkota.id – Polsek Lowokwaru, Kota Malang, akhirnya buka suara soal kegaduhan yang melibatkan seorang dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang di kawasan Perumahan Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru.
Dosen sekaligus kyai bernama Imam Muslimin itu disebut warga kerap berulah hingga membuat resah lingkungan. Pada Minggu (14/9), ia digeret ramai-ramai oleh warga ke Polsek Lowokwaru untuk dilakukan mediasi.
Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anang Tri Hananta, membenarkan peristiwa tersebut.
“Benar, yang bersangkutan dosen UIN. Orangnya agak stres. Oleh warga dibawa ke Polsek Lowokwaru untuk mediasi,” tegas Kompol Anang saat dikonfirmasi Sudutkota.id, Minggu malam.
Namun, upaya mediasi di kantor polisi tidak berjalan mulus. “Waktu dimediasi, bicaranya ngelantur dan tidak bisa diajak ngomong,” tambahnya.
Kompol Anang menegaskan, kasus ini bukan merupakan tindak pidana atau laporan resmi, melainkan murni keresahan warga.
“Kami masih memantau perkembangan. Saya tegaskan lagi, ini bukan delik laporan. Tidak ada yang melaporkan. Hanya warga merasa resah, sehingga bersama yang bersangkutan dibawa ke Polsek untuk dimediasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah warga Merjosari mengaku sudah lama dibuat resah dengan ulah Imam Muslimin. Mereka menuding ada tindakan provokatif, fitnah terhadap tetangga, hingga aksi-aksi yang mengganggu kenyamanan.
“Awalnya kami masih sabar karena beliau dikenal sebagai dosen dan kyai. Tapi lama-lama tindakannya bikin resah. Akhirnya kami bawa ke Polsek biar ada jalan tengah,” ungkap salah seorang warga.
Kegaduhan makin melebar setelah Imam Muslimin tiba-tiba menjatuhkan diri di halaman Polsek Lowokwaru dan berakting seolah terkena stroke. Aksi itu terekam kamera dan videonya viral di media sosial setelah diunggah akun @radarbonang.
Berbagai komentar pedas pun bermunculan dari warganet.
“Pak dosen sudah nggak muda lagi, mending uripmu sing penak wae,” tulis akun giantorogto080.
“Cangkeme pura-pura menceng, nanti menceng beneran lagi,” sindir akun lain.
