Sudutkota.id– Menurut otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 30 orang dilaporkan tewas dalam serangkaian serangan militer di Jalur Gaza pada hari Minggu (26/5). Di antara korban terdapat seorang pejabat senior layanan penyelamatan dan seorang jurnalis lokal.
Petugas medis menyebutkan bahwa serangan terjadi di berbagai wilayah, termasuk Khan Younis di bagian selatan, Jabalia di utara, serta Nuseirat di wilayah tengah Gaza.
Di Jabalia, jurnalis Hassan Majdi Abu Warda dilaporkan tewas bersama beberapa anggota keluarganya setelah rumah mereka terkena serangan udara. Sementara itu, di Nuseirat, Ashraf Abu Nar, pejabat senior di dinas darurat sipil juga meninggal bersama istrinya akibat serangan serupa.
Menurut kantor media pemerintah Gaza, kematian Abu Warda menambah jumlah jurnalis yang meninggal di wilayah tersebut sejak Oktober 2023 menjadi 220 orang.
Militer Israel dalam pernyataan terpisah menyebutkan bahwa Kepala Staf Eyal Zamir mengunjungi pasukan di Khan Younis pada hari yang sama. Ia menyampaikan bahwa operasi militer bertujuan untuk memulangkan para sandera dan melemahkan kemampuan Hamas. Pernyataan tersebut tidak merinci tentang serangan yang terjadi pada hari Minggu.
“Kami akan mengerahkan segala cara yang kami miliki untuk membawa pulang para sandera, membubarkan Hamas, dan membubarkan kekuasaannya,” terang Zamir.
Sementara itu, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) juga mengonfirmasi bahwa dua stafnya, Ibrahim Eid dan Ahmad Abu Hilal, tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Khan Younis pada hari Sabtu (24/5).
ICRC menekankan pentingnya perlindungan terhadap warga sipil dan tenaga kemanusiaan, serta menyerukan gencatan senjata segera.
“Pembunuhan mereka menunjukkan jumlah korban tewas warga sipil yang tidak dapat ditoleransi di Gaza. ICRC menegaskan kembali seruannya yang mendesak untuk gencatan senjata dan penghormatan serta perlindungan warga sipil, termasuk personel medis, bantuan kemanusiaan, dan pertahanan sipil,” tambah pernyataan ICRC.
Di lain sisi, kantor media Gaza menyatakan bahwa sekitar 77 persen wilayah Jalur Gaza kini berada di bawah kendali pasukan Israel melalui operasi darat dan evakuasi paksa akibat pemboman.
Sayap bersenjata dari Hamas dan Jihad Islam mengklaim telah melakukan serangan balasan terhadap pasukan Israel menggunakan bom dan roket anti-tank di sejumlah wilayah.
Sebelumnya pada hari Jumat, militer Israel melaporkan telah melakukan serangan udara yang menargetkan 75 titik, termasuk lokasi penyimpanan senjata dan peluncur roket.
Konflik di Gaza kembali memanas sejak serangan lintas batas oleh militan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 251 orang lainnya disandera, menurut data Israel. Hingga kini, otoritas kesehatan di Gaza menyebutkan lebih dari 53.900 warga Palestina tewas dalam konflik tersebut, dengan kerusakan luas di seluruh wilayah dan meningkatnya kekhawatiran akan krisis kemanusiaan. (kae)