Sudutkota.id – Salah satu pasangan calon (Paslon) Wali Kota – Wakil Wali Kota Malang dikabarkan berkolaborasi dengan mafia proyek. Ini dilakukan guna penggalangan dana untuk biaya kampanye. Imbal baliknya, jika menang akan memonopoli proyek pemerintahan.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Paslon yang kongkalikong dengan mafia proyek itu adalah mantan pejabat struktural. Sedangkan koordinator kontraktor (operator) yang mensupport dana berinisial W dan bukan berasal dari Kota Malang.
Perjanjian diantara mereka yang terkait, jika nanti Paslon tersebut terpilih memimpin Kota Malang, maka proyek-proyek pemerintahan akan mereka monopoli. Baik proyek-proyek yang lelang maupun proyek penunjukan langsung (PL).
“Bahkan, kabarnya si operator sudah menggalang dana ke rekanan atau kontraktor lain. Infonya sudah terkumpul dana sekitar Rp 10 Miliar. Dan sudah disetorkan ke Paslon tersebut,” ujar sumber yang mewanti-wanti agar namanya tidak disebutkan, Sabtu (16/11).
Di bagian lain, Pemerhati Tata Kelola Pemerintahan Malang Raya, Awangga Wisnuwardhana mengatakan, kabar itu sebenarnya sudah bukan rahasia lagi. Bahkan menurutnya, kondisi itu kerap terjadi di setiap pelaksanaan Pilkada.
“Kondisi seperti itu sudah jadi rahasia umum, jika di kontestasi Pilkada ada pihak tertentu yang mensupport dana untuk biaya kampanye salah satu Paslon,” kata Angga panggilan akrabnya.
Keberanian rekanan atau kontraktor untuk memberikan support dana pada salah satu Paslon, dipastikan akan ada timbal baliknya. Yakni, nantinya si penyuplai dana akan menerima proyek pekerjaan sebagai pembayaran hutang untuk biaya berkampanye.
“Akan tetapi saat ini masyarakat semakin cerdas dan lebih dewasa dalam menghadapi situasi politik, termasuk di Pilkada Kota Malang,” terang Angga.
Terlebih, tambah Angga, masyarakat saat ini sudah jenuh dengan janji-janji dan kontrak politik yang digulirkan para bakal calon kepala daerah.(SW)