Daerah

Sahabat Alam Indonesia Soroti Perlindungan terhadap Hutan Lindung dan Laut Malang Selatan

32
×

Sahabat Alam Indonesia Soroti Perlindungan terhadap Hutan Lindung dan Laut Malang Selatan

Share this article
Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang diperingati setiap tanggal 22 Mei, dijadikan Sahabat Alam Indonesia sebagai momentum untuk terus menyuarakan pentingnya meningkatkan kesadaran akan ekosistem yang seimbang dan berkeadilan.
Elang Jawa, salah satu spesies langka yang berhabitat di hutan lindung Malang Selatan.(foto:istimewa)

Sudutkota.id – Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang diperingati setiap tanggal 22 Mei, dijadikan Sahabat Alam Indonesia sebagai momentum untuk terus menyuarakan pentingnya meningkatkan kesadaran akan ekosistem yang seimbang dan berkeadilan.

Indonesia, adalah negara dengan mega bio diversitas. Dimana hutan dan lautnya menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

Namun berbagai ancaman terus menggerus kelestariannya. Seperti, alih fungsi lahan menjadi tambang, tambak, wisata, perkebunan, terjadinya pencemaran lingkungan, perburuan satwa liar hingga isu perubahan iklim, mengakibatkan terjadinya kerusakan habitat.

Menurut Founder Sahabat Alam Indonesia, Andik Syaifudin, salah satu kawasan yang mengalami tekanan besar mengalami kondisi seperti itu, adalah hutan lindung yang berada di wilayah Malang Selatan.

Dia mengungkapkan, saat ini luas hutan lindung yang berada di kawasan pesisir Kabupaten Malang, hanya tersisa 1.989 hektare. Berdekatan dengan Cagar Alam Pulau Sempu, yang memiliki luas 877 hektare.

Kawasan itu, lanjut Andik, menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna langka. Termasuk elang jawa, kukang jawa, lutung jawa, macan tutul jawa, 130 jenis burung, 150 jenis kupu-kupu, serta 54 jenis herpetofauna.

Baca Juga :  Perkembangan Penyakit Degeneratif Ancam Usia Produktif, Dinkes Kota Batu Screening ASN

Selain itu, di hutan lindung Malang Selatan juga terdapat bermacam tanaman langka. Seperti Myristica teysmannii (pala jawa), 70 jenis tanaman pangan hutan dan 35 jenis tanaman obat.

“Jika tidak ada upaya dan perhatian serius dalam perlindungan dan pelestarian, maka kekayaan keanekaragaman hayati ini berisiko mengalami kepunahan,” tegas Andik.

Selain hutan lindung, ekosistem laut di wilayah Malang Selatan juga menghadapi tantangan besar. Perairan Malang Selatan dan kawasan sekitar Cagar Alam Pulau Sempu, memiliki bio diversitas mikroalga yang tinggi. Yang berperan penting dalam rantai makanan laut.

“Namun, aktivitas manusia seperti eksploitasi sumber daya laut dan pencemaran perairan, berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir,” lanjutnya.

Selain jenis ikan laut yang menjadi komoditas utama nelayan setempat, di perairan Malang Selatan juga sering dijumpai biota laut dilindungi. Seperti penyu, lumba-lumba, paus, terumbu karang, lamun, dan lain-lain.

Keanekaragaman ikan dan biota laut itu, menunjukkan tingginya potensi sumber daya kelautan di wilayah Malang Selatan. Tetapi tanpa adanya pengelolaan yang berkelanjutan dan terjadinya eksploitasi berlebihan, populasi ikan dan keseimbangan ekosistem laut tersebut jadi terancam.

Oleh sebab itu, Andik menekankan, menjaga keberlanjutan ekosistem bukan hanya soal konservasi. Tetapi juga menyangkut soal kesejahteraan warga di sekitar kawasan.

Baca Juga :  Cegah Penyebaran PMK Terhadap Ternak Warga, Bhabinkamtibmas Desa Punten Kota Batu Ikut Dampingi Vaksinasi Boster

“Kehilangan satu jenis keanekaragaman hayati tidak bisa dikembalikan dengan materi apa pun. Kita harus berusaha menjaga ekosistem ini sebagai warisan bagi generasi mendatang,” tandas Andik.

Sebagai langkah konkret, menurut Andik, salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah kontrol kebijakan pembangunan yang berkelanjutan. Melalui pengelolaan tata ruang yang berkeadilan, pengembangan berbasis konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Seperti ekowisata, serta pengawasan nelayan penggunaan metode penangkapan ikan ramah lingkungan. Yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian alam.

Selain itu, peran stakeholder untuk bersama-sama memberikan edukasi dan kampanye lingkungan perlu diperkuat. Agar masyarakat memahami pentingnya menjaga keanekaragaman hayati serta mendukung kebijakan pembangunan yang berkelanjutan.

Dengan momentum Hari Keanekaragaman Hayati ini, Sahabat Alam Indonesia berharap semakin banyak pihak yang turut berkontribusi dalam perlindungan dan pelestarian hutan lindung, serta ekosistem laut Malang Selatan.

“Agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga sekaligus melestarikan kekayaan keanekaragaman hayati negara Indonesia di masa depan,” tutupnya.(pus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *