Sudutkota.id – Karnaval Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI berlangsung meriah dan sarat makna.
Ada hal menarik dan penuh makna dari kirab nusantara ini. Yakni penampilan dari RW 01, dengan mengusung tema “Budaya Nusantara Melawan Kapitalisme”, sebuah pertunjukan budaya yang berbeda dari biasanya. Tari-tarian, kostum tradisional, hingga simbol-simbol perjuangan dihadirkan sebagai wujud refleksi sosial.
Budayawan RW 01, Sutak Wardiono, mengatakan bahwa konsep ini lahir dari pembacaan terhadap kondisi kampung.
“Wilayah ini tidak punya bendungan, situs sejarah, atau ikon besar yang bisa diangkat. Justru dari keterbatasan itu lahir orisinalitas. Tradisi yang nyata di sini adalah bersih desa yang sudah dilakukan lebih dari 20 tahun. Dari situ kami angkat makna harmoni, kesehatan lahir batin, dan keindahan,” jelasnya, Sabtu (31/8/2025).
Pria yang akrab disapa Ki Sutak itu menambahkan, penggunaan busana Dayak dalam karnaval kali ini juga memiliki filosofi mendalam.
“Kenapa kami memakai busana Dayak, karena Dayak dikenal dengan semangat keberanian, keteguhan, dan keterikatan dengan alam. Filosofinya jelas, bahwa manusia dan alam tidak bisa dipisahkan. Inilah pesan yang ingin kami bawa: kita bisa belajar dari budaya lain di Nusantara untuk menjaga keseimbangan hidup,” terangnya.
Menurut Sutak, tema Budaya Nusantara Melawan Kapitalisme bukan sekadar slogan, tetapi ajakan agar masyarakat tidak melupakan akar budaya.
“Budaya itu nyawiji, menyatukan. Kami tidak melihat karnaval ini sebagai lomba menang atau kalah, melainkan sebagai ruang untuk menyampaikan pesan budaya dan menyatukan masyarakat,” tegasnya.
Ketua RW O1 Kelurahan Mojolangu, Suwandi Prasetyo, turut menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi momentum memperkuat persaudaraan antarwarga.
“Kami, warga RW 01, memandang karnaval ini bukan sekadar mencari menang atau kalah, tetapi tentang menjaga kekompakan, kerukunan, serta semangat gotong royong. Itu yang harus tetap dilestarikan. Dari budaya kita belajar kebersamaan,” ujarnya.
Karnaval RW 01 Mojolangu ini mendapat sambutan hangat dari warga sekitar. Sepanjang rute pawai, masyarakat memberikan tepuk tangan dan sorakan meriah. Penampilan yang menghadirkan simbol-simbol budaya lokal dan Nusantara ini dianggap segar dan sarat pesan moral.
Dengan kreativitas yang lahir dari keterbatasan, warga RW 01 Mojolangu membuktikan bahwa kemerdekaan dapat dirayakan bukan hanya dengan pesta, tetapi juga dengan refleksi kritis. Pesan Budaya Nusantara Melawan Kapitalisme sekaligus menjadi pengingat pentingnya menjaga tradisi dan memperkuat gotong royong di tengah arus globalisasi.