Sudutkota.id– Rusia melancarkan serangan besar-besaran dengan drone dan rudal ke Ukraina menewaskan tiga orang dan melukai setidaknya tiga belas lainnya. Gelombang serangan ini menghantam ibu kota Kyiv dan kota pelabuhan Odesa pada Selasa dini hari (10/06).
Presiden Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan terhadap Kyiv sebagai salah satu yang terbesar dalam tiga tahun perang, dengan lebih dari 315 drone Shahed dan tujuh rudal ditembakkan oleh pasukan Moskow semalam.
“Serangan ini lebih keras daripada upaya dunia untuk memaksa Rusia berdamai,” tulisnya dalam pernyataan daring, serta menyerukan tindakan konkret dari AS dan Eropa.
Di Kyiv, ledakan dan suara drone memaksa warga mengungsi ke stasiun metro. Nina Nosivets, seorang warga yang menjadi ibu mengatakan dia berusaha menenangkan bayinya sambil berlindung.
“Saya hanya berusaha mengalihkan perhatian anak saya dari suara ledakan,” ujarnya.
Di Odesa, serangan merusak rumah sakit bersalin dan permukiman, menewaskan dua orang dan melukai sembilan lainnya, menurut kantor kejaksaan. Satu korban tewas lainnya ditemukan di distrik Obolon, Kyiv.
“Korban tambahan ditemukan di distrik Obolon, Kyiv,” tulis kepala daerah, Tymur Tkachenko di Telegram.
“Serangan Rusia sekali lagi tidak hanya menyerang target militer, tetapi juga nyawa orang biasa. Ini sekali lagi menunjukkan sifat sebenarnya dari apa yang sedang kita hadapi,” sambungnya seperti dikutip dari AP News.
Sementara itu, menurut Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihit Klymenko, serangan itu memicu 19 kebakaran di seluruh Ukraina.
“Rusia harus bertanggung jawab atas setiap kejahatan yang dilakukannya. Selama keadilan belum ditegakkan, tidak akan ada keamanan. Bagi Ukraina, dan bagi dunia,” tulisnya di Telegram.
Di Moskow, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim serangan itu menargetkan fasilitas militer Ukraina dan mencapai semua sasaran yang ditetapkan.
“Tujuan serangan telah tercapai, semua target yang ditentukan telah diserang,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, perundingan damai di Istanbul yang diharapkan bisa menghasilkan gencatan senjata hanya berbuah pertukaran tawanan perang. Kesepakatan untuk gencatan senjata masih menemui jalan buntu, dan pembicaraan mengenai pertukaran jenazah tentara yang gugur belum menemui kejelasan.
Serangan ini menyusul gelombang drone Rusia terbesar sehari sebelumnya, dan terjadi di tengah meningkatnya serangan balasan Ukraina ke wilayah Rusia, termasuk Moskow.
Rusia juga melaporkan menembak jatuh 102 drone Ukraina di atas wilayahnya, termasuk di Krimea dan Moskow. Lalu lintas udara di beberapa bandara besar Rusia, termasuk di ibu kota dan St. Petersburg, sempat dihentikan sementara karena serangan itu. (kae)