Sudutkota.id – Suasana tenang dini hari di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, mendadak berubah mencekam ketika angin puting beliung menerjang wilayah itu pada Minggu (2/11/2025) sekitar pukul 02.00 WIB. Dalam waktu sekitar 15 menit, pusaran angin kencang menyapu tiga dusun sekaligus dan menyebabkan sedikitnya 80 rumah warga mengalami kerusakan.
Tiga dusun yang terdampak paling parah adalah Dusun Krajan, Semanding, dan Banjartengah. Berdasarkan pendataan sementara, sekitar 80 kepala keluarga (KK) terdampak langsung, dengan tingkat kerusakan bervariasi dari ringan hingga berat.
Salah satu warga Dusun Krajan, Siti Nuraini, menuturkan momen menegangkan saat kejadian berlangsung.
“Sekitar jam dua malam terdengar suara gemuruh keras seperti pesawat lewat. Anginnya kencang sekali sampai rumah bergetar. Kami langsung keluar menyelamatkan diri sambil membawa anak-anak,” ungkapnya kepada sudutkota.id, Minggu (2/11/2025).
Kepala Desa Sumbersekar, Ririn Catur Kurniasasi, menjelaskan bahwa titik awal pusaran angin terjadi di sekitar Pondok Pesantren Arrohmah Putri.
“Bermula dari area Ponpes Arrohmah Putri, lalu bergerak ke Semanding dan Krajan. Pusaran baru pecah setelah 15 menit di Dusun Banjartengah. Warga kami langsung keluar rumah karena takut bangunan runtuh,” terangnya.
Usai kejadian, pemerintah desa bersama relawan dan aparat gabungan segera dikerahkan untuk membantu warga. Mereka membersihkan puing-puing rumah, mengevakuasi barang-barang, dan mendirikan posko darurat di balai desa. Sejumlah warga yang rumahnya rusak berat kini mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Kepala Bidang Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menyebut timnya langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan asesmen dan membantu penanganan darurat.
“Begitu laporan masuk sekitar pukul dua lewat, tim langsung kami kirim ke lokasi. Dari hasil sementara, ada sekitar 80 rumah terdampak dengan kerusakan bervariasi. Kami juga bantu koordinasi dengan perangkat desa dan relawan untuk penanganan awal,” jelas Sadono.
Menurutnya, angin puting beliung merupakan fenomena cuaca ekstrem yang bisa muncul tiba-tiba, terutama pada masa peralihan musim seperti saat ini.
“Kami terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Kalau ada tanda-tanda cuaca ekstrem seperti awan gelap pekat atau angin berputar, segera cari tempat aman dan hindari pohon besar atau bangunan rapuh,” tambahnya.
Hingga Minggu siang, situasi di lokasi berangsur kondusif. Namun, sebagian besar warga masih bergotong royong memperbaiki atap rumah dan menjemur barang yang sempat basah. Petugas BPBD juga masih melakukan pendataan lanjutan untuk memastikan jumlah kerusakan dan kebutuhan bantuan.
Selain rumah warga, beberapa fasilitas umum seperti mushola dan pagar sekolah juga mengalami kerusakan ringan. Tiang listrik di salah satu titik bahkan sempat roboh, menyebabkan aliran listrik di beberapa rumah padam hingga pagi hari.
Pemerintah Kabupaten Malang melalui BPBD telah menyalurkan bantuan darurat berupa terpal, selimut, makanan siap saji, dan air bersih bagi warga terdampak. Relawan dari berbagai komunitas juga turut membantu memperbaiki rumah-rumah yang rusak ringan.
Cuaca di wilayah Dau hingga sore hari masih mendung dan disertai angin kencang. Aparat desa bersama tim relawan tetap siaga mengantisipasi potensi cuaca ekstrem susulan di wilayah Malang Raya.



















