Daerah

Polresta Malang Kota Gelar FGD Bertema Harapan Masyarakat demi Tingkatkan Pelayanan

27
×

Polresta Malang Kota Gelar FGD Bertema Harapan Masyarakat demi Tingkatkan Pelayanan

Share this article
Polresta Malang Kota menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertema “Mau Dipercaya Masyarakat, Pahami Harapannya".
Polresta Malang Kota saat menggelar kegiatan Forum Group Discussion.

Sudutkota.id– Polresta Malang Kota menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertema “Mau Dipercaya Masyarakat, Pahami Harapannya”.

Kegiatan itu digelar menghadirkan 150 personel dari Polresta dan seluruh jajaran Polsek tersebut ditujukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

Demikian dikatakan oleh Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Nanang Haryono saat memimpin langsung kegiatan tersebut, Sabtu (24/5) malam di Ballroom Sanika Satyawada, Mapolresta Malang Kota.

“Setiap anggota disini yang datang tidak untuk mendengar, tapi juga untuk merenung. Apakah sudahkah kita menjadi pelayan, bukan penguasa? Kami ingin menyentuh hati masyarakat. Untuk itu, setiap anggota harus lebih dulu mampu memahami apa yang diharapkan oleh masyarakat dari sosok polisi,” ungkapnya.

Ia pun menegaskan, diskusi ini bukan rutinitas formal. Sehingga ilmu yang didapat hari ini harus benar-benar menjadi inspirasi.

“Jadikan ini penyegaran batin dan motivasi agar bisa melayani masyarakat dengan hati,” tuturnya.

Kombes Pol Nanang ingin FGD ini menjadi ruang reflektif bagi para anggota Polresta Malang Kota. Sebuah langkah kecil yang bisa membawa perubahan besar membangun kepercayaan dari pemahaman.

Baca Juga :  Selebgram King Abdi Harus Berurusan dengan Polisi, Ada Apa?

“Sebab ketika polisi mampu menyapa dengan santun, hadir dengan empati, dan menyelesaikan persoalan warga tanpa pamrih, di situlah kepercayaan tumbuh,” ucapnya.

“Transformasi Polri menuju Presisi tak bisa hanya lewat jargon. Ia tumbuh dari kesadaran, dari ruang seperti ini saatnya polisi belajar kembali menjadi manusia di hadapan rakyatnya,” tambahnya.

Dalam diskusi tersebut terasa istimewa karena menghadirkan tiga narasumber lintas disiplin: Wakil Ketua Dewan Pers RI Drs. Totok Suryanto, Guru Besar Hukum Pidana Universitas Airlangga Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, dan Wakil Dekan III FH Unair Dr. Maradona, SH, LL.M.

Ketiganya sepakat, bahwa polisi harus membuka ruang empati dan menguatkan peran preventif, bukan sekadar hadir ketika masalah muncul.

“Polri adalah institusi yang paling bersentuhan dengan masyarakat bawah. Maka, Polri harus paham siapa yang mereka layani,” ungkap Drs. Totok.

Baca Juga :  Polresta Malang Kota Ajak Peran Aktif Masyarakat serta Imbau Pendatang Baru Wajib Lapor 1x24 Jam usai Penangkapan Terduga Teroris

Totok juga mengingatkan pentingnya kepekaan di tengah era digital.

“Sekarang masyarakat bisa jadi jurnalis melalui media sosial. Maka Polri tak boleh merasa di atas, justru harus sejajar,” tandasnya.

Sementara itu, Dr. Maradona menyoroti pentingnya kehadiran polisi sebagai penyelesai konflik manusia, bukan hanya penegak hukum.

“Polri itu bekerja di jalan sunyi. Kalau masyarakat merasa aman, itu karena ada kerja senyap yang terus dilakukan. Dan itu hanya mungkin jika publik mendukung pendekatan yang lebih humanis,” jelasnya.

Senada, Prof. Nur Basuki menekankan bahwa di tengah derasnya arus informasi, akuntabilitas dan penguasaan teknologi harus jadi bekal utama setiap anggota Polri.

“Tidak cukup hanya dengan niat baik. Harus profesional, paham fakta hukum, dan netral. Jangan ada prasangka dalam menyidik,” pungkasnya. (mit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *