Sudutkota.id – Penanganan kasus pengeroyokan terhadap seorang perwira TNI Angkatan Laut (AL) di Terminal Arjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang terus berlanjut. Kini polisi tengah memburu otak pelaku.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban yang diketahui merupakan perwira aktif dari Komando Armada II Surabaya ditemukan dengan sejumlah luka usai dikeroyok oleh sekelompok orang tak dikenal di kawasan terminal.
Dugaan awal menyebutkan insiden tersebut dipicu oleh kesalahpahaman, namun pelaku diduga bukan warga sekitar lokasi kejadian.
Reaksi cepat datang dari pihak TNI AL. Mereka langsung berkoordinasi dengan Polresta Malang Kota untuk mengejar para pelaku. Hasilnya, tiga orang telah berhasil diamankan. Namun, tiga pelaku lainnya masih berkeliaran dan kini jadi target pengejaran intensif pihak kepolisian.
Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdianto, membenarkan adanya kemajuan dalam penyelidikan.
“Benar, kami sudah mengamankan tiga orang pelaku. Mereka mengakui keterlibatannya, namun motif masih kami dalami. Kami juga telah mengidentifikasi tiga pelaku lain yang saat ini dalam pengejaran,” ungkap Yudi, Selasa (1/7/2025).
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk korban dan pelapor. Berdasarkan hasil penyelidikan awal, Yudi menyatakan bahwa kejadian ini tidak sepenuhnya spontan.
“Tim sudah bergerak di lapangan. Mudah-mudahan pelaku lain segera tertangkap,” tambahnya.
Lebih lanjut, Yudi memastikan penanganan kasus ini dilakukan secara profesional, meski melibatkan korban dari institusi militer.
“Setelah rangkaian upacara Hari Bhayangkara, akan kami rilis secara terbuka. Tidak ada intervensi. Penanganan dilakukan transparan dan sesuai prosedur,” tegasnya.
Sementara itu, TNI juga terus memantau perkembangan kasus ini. Meski belum mengeluarkan pernyataan resmi, informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa kondisi korban kini mulai stabil dan tengah menjalani pemulihan.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Kristomei Sianturi, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, menegaskan bahwa TNI tidak akan tinggal diam.
“TNI akan membantu penuh Kepolisian dalam memburu para pelaku. Identitas mereka sudah kami kantongi. Ini bukan sekadar penganiayaan, tapi penghinaan terhadap institusi negara,” tegasnya, Sabtu (28/6/2025).
Kristomei menambahkan, tindakan kekerasan terhadap aparat negara adalah bentuk pelecehan terhadap hukum dan tidak boleh dibiarkan.
“Siapa pun pelakunya harus diproses hukum hingga tuntas. Tidak ada tempat bagi premanisme di negara ini. Negara tidak boleh kalah oleh preman,” ujarnya tegas.
Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.
“Laporkan jika ada praktik premanisme di wilayah Anda. Kami siap turun tangan. Ini bukan sekadar tugas, ini adalah kehormatan,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pengejaran terhadap tiga pelaku lainnya masih berlangsung. Polisi memastikan kasus ini akan dituntaskan, dan TNI siap mendukung penuh penegakan hukum hingga pelaku terakhir ditangkap.(mit)