Sudutkota.id- Serangan terhadap dua wanita Muslim di pusat perbelanjaan di Melbourne pada tanggal 13 Februari telah menimbulkan perdebatan tentang bagaimana pemerintah dan masyarakat Australia merespons ancaman terhadap komunitas yang berbeda. Meskipun serangan tersebut sudah dikutuk oleh Perdana Menteri Anthony Albanese sebagai tindakan tercela, masih ada kritik bahwa Islamofobia tidak diperlakukan dengan serius seperti halnya anti-Semitisme.
“Saya menganggap serius semua serangan terhadap orang-orang atas dasar keyakinan mereka, dan mereka semua (pelaku) harus menghadapi hukuman yang setimpal,” terang Albanese seperti dikutip dari AFP News, Rabu (19/2).
Pemimpin Muslim dan anggota komunitas, termasuk pemain kriket terkenal Usman Khawaja, telah menyoroti ketidaksetaraan dalam respons terhadap serangan terhadap komunitas mereka. Mereka merasa bahwa jika insiden tersebut bersifat anti-Semit, respons dari pemerintah mungkin akan lebih cepat dan lebih tegas.
Sebelumnya, para pemimpin Australia telah vokal dalam mengutuk serangkaian insiden anti-Semit selama beberapa bulan terakhir di mana para pengacau telah membakar sebuah pusat penitipan anak di Sydney, membakar sinagoge di Melbourne, dan mencoret-coret grafiti anti-Semit di lingkungan Yahudi.
Federasi Dewan Islam Australia juga mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap tren serangan terhadap umat Muslim dan mengkritik bahwa tanggapan yang diberikan oleh pemerintah masih belum memadai. Mereka menyoroti perbedaan dalam penanganan serangan terhadap komunitas berbeda dan menyerukan perlakuan yang sama dalam menanggapi bentuk kebencian apapun.
“Jika dibandingkan dengan perhatian yang cepat dan signifikan yang diberikan pada insiden yang tidak terlalu parah yang memengaruhi komunitas lain, perbedaan dalam tanggapan tersebut tidak hanya tampak tetapi juga tidak dapat diterima,” jelas kata presiden federasi, Rateb Jneid dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (17/2).
Sementara itu, Aftab Malik, seorang utusan anti-Islamofobia negara itu, menekankan bahwa semua bentuk kebencian harus dihentikan dan umat Muslim harus merasa aman di Australia. Dia juga menyerukan kepada para pemimpin negara untuk mengutuk serangan tersebut secara keras pada hari Selasa (18/2).
“Semua bentuk kebencian harus dihentikan,” ungkapnya kepada penyiar Australia ABC.
Meskipun adanya kritik terhadap respons pemerintah terhadap serangan terhadap komunitas Muslim, pada hari Rabu (19/2) Usman Khawaja mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh Albanese dan pemimpin oposisi dalam membicarakan masalah tersebut.
“Ini adalah langkah positif menuju kesadaran akan perlunya kesetaraan dalam perlindungan dan perlakuan terhadap semua komunitas, tanpa memandang agama atau keyakinan mereka,” terangnya.
Kepolisian Victoria tengah menyelidiki kasus ini dan seorang tersangka perempuan akan diadili atas dugaan penyerangan tersebut. Penting bagi masyarakat dan pemerintah Australia untuk bersatu dalam mengutuk kebencian dan menjaga keamanan dan perlindungan bagi semua warga, tanpa terkecuali. (Ka)