Daerah

Plengsengan Sungai di Kedungkandang Mengkhawatirkan, DPRD Kota Malang Minta Perhatian Pemprov

33
×

Plengsengan Sungai di Kedungkandang Mengkhawatirkan, DPRD Kota Malang Minta Perhatian Pemprov

Share this article
Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita saat meninjau plengsengan sungai yang terkikis air. (Istimewa)

Sudutkota.id – Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Siraduhita melakukan peninjauan plengsengan yang berada di kawasan Rolak, Jalan Umar Maksum, Kedungkandang, Kota Malang pada Minggu (23/2).

Plengsengan yang terkikis aliran sungai Amprong ini semakin meluas ketika hujan turun. Dengan kondisi yang mengkhawatirkan seperti itu, Mia, sapaan akrabnya, meminta Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) peduli dan segera memperbaiki plengsengan sungai tersebut, mengingat Pemerintah Kota Malang tidak bisa membangun plengsengan sendiri karena ini merupakan wewenang dari provinsi.

Bahkan sekarang tak hanya plengsengan saja yang tergerus, tapi juga sampai mengikis jalan perkampungan. “Hasil tinjauan saya, jelas ini perlu penanganan segera karena sudah sampai menggerus jalan perkampungan,” ujarnya.

Politisi PDI Perjuangan tersebut juga memastikan rumah warga di sana bukan bangunan liar karena memiliki surat hak milik dan tidak memakan bangunan sempadan.

“Historinya juga sesuai. Saya harap bisa segera dibantu karena kalau hujan deras, debit air tinggi. Takutnya ada dampak lanjutan, ini paving jalan saja sudah miring,” cemas Mia.

Mia sebenarnya sudah mengajukan ke Pemprov Jatim untuk perbaikan plengsengan sejak beberapa tahun lalu, namun hingga saat ini belum ada respon. Dia mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini ia berencana akan kembali mengajukan perbaikan plengsengan melalui DPRD Provinsi Jatim. “3 Tahun lalu sudah saya ajukan ke Pemprov, tapi sampai sekarang belum ada respon. Saya juga ajukan langsung proposal ke DPR RI,” paparnya.

Sementara itu, Cahyo Wibowo, warga RT 1 RW 2 Kedungkandang, mengatakan bahwa dari tahun ke tahun kondisi plengsengan tersebut memang semakin mengkhawatirkan. Apalagi kondisi plengsengan kini tampak miring, sedangkan itu merupakan satu-satunya akses jalan warga sekitar.

“Kondisi terkikisnya sudah sejak lama bantaran sungai terus tergerus longsor. Ada 3 titik yang parah. Kami sudah pengajuan plengsengan tapi belum ada realisasi. Saya senang sekali Bu Mia bisa bantu mendorong ke Pemprov,” ungkapnya. (MM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *